Jakarta, NU Online
Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Abdurrahman Wahid di Jombang, Jatim, Rabu (24/03) mengecam keras pembunuhan yang dilakukan oleh kaum zionis Isreal terhadap pemimpin Hamas Syekh Ahmed Yassin.
Menurut Gus Dur, pembunuhan itu berarti Isreal sudah melakukan kekerasan atau sudah meninggalkan hukum dan etika hubungan internasional. Sehingga akibat adanya peristiwa itu, proses perdamaian di Timur Tengah sulit terealisasi. Gus Dur mengemukakan hal itu saat wawancara di sela-sela kampanye PKB di lapangan Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Jombang.
<>Seperti diketahui pembunuhan Sheikh Yassin yang mengalami kelumpuhan kaki, mendapat tembakan helikopter tempur Israel, ketika ia meninggalkan sebuah masjid. Lima belas orang luka-luka dalam serangan ini, termasuk dua anak laki-laki Yassin.
Pembunuhan terhadap Sheikh Yassin memicu kecaman keras masyarakat internasional. Para mediator perdamaian dari Amerika Serikat, PBB, Rusia, dan Uni Eropa mengadakan pembicaraan darurat untuk membicarakan insiden tersebut.
Sementara itu di tanah air, kutukan atas serangan brutal Israel terhadap tokoh Hamas Syekh Ahmed Yassin terus mengalir. Kemarin, 21 orang memprotes kebrutalan Israel itu dengan menggelar salat gaib di depan Kedubes Amerika Serikat (AS), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Yang menarik, dalam unjuk rasa itu, mereka tidak mengatasnamakan kelompok Islam mana pun. "Ini atas nama pribadi," jelas Syafrun Djamil, koordinator salat gaib. Menurut dia, aksi itu dilakukan sebagai wujud penghormatan dan sekaligus keprihatinan atas kejadian yang menimpa pemimpin spritual tersebut. "Kami pikir beliau (Syekh Ahmed, Red) pantas mendapatkan penghormatan ini," tegas Syafrun.
Dalam kesempatan itu, mereka juga membentangkan kain hitam di beton pengaman yang terletak di depan Kedubes AS. Kain itu berisi kutukan terhadap Israel. Lantas, mengapa mereka menggelar demo di depan Kedubes AS? Menurut Syafrun, setidaknya ada dua alasan. "Kedubes Israel tak ada di sini. Dan, di antara seluruh negeri (di dunia), hanya AS yang mendukung kebiadaban Israel. Israel tak bisa berbuat begitu tanpa dukungan AS," papar Syafrun. [par/cih]