Warta

Hasyim Sentil Orang Pintar yang Tidak Benar

Rabu, 26 Maret 2008 | 11:17 WIB

Bogor, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi (64) memikat ribuan hadirin Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul ke-21 KH R Abdullah bin Nuh di Balaikota Bogor, Selasa malam hingga Rabu dinihari.

Satu materi ceramah yang memikat hadirin pada acara yang juga dihadiri Walikota Bogor H Diani Budiarto itu adalah sentilan Hasyim terhadap orang-orang pintar di negeri ini.<>

"Indonesia rusak bukan karena kekurangan orang pintar tetapi kurang orang benar. Banyak orang pintar tetapi tidak benar," katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Pengasuh pondok pesantren Alhikam, Malang itu menyatakan orang pintar tetapi tidak benar itu adalah orang yang banyak akal tetapi mengakali ke mana-mana sehingga membuat Indonesia yang subur makmur menjadi rusak. "Indonesia menjadi sarang koruptor," katanya lagi-lagi disambut tepuk tangan.

Dengan gaya bicara yang lugas Hasyim mencontohkan banyak sarjana hukum yang seharusnya menjadi penegak hukum malah dihukum.

Ada jaksa yang ditangkap padahal seharusnya dia menangkap orang jahat, ada aparat keamanan yang seharusnya mengamankan justru diamankan, katanya.

"Bapak-bapak yang bebas ini jangan-jangan karena belum ketahuan korupsinya," kata bekas calon Wakil Presiden pada Pemilu Presiden tahun 2004 lalu itu kepada hadirin.

Tokoh kelahiran Jombang, Jatim, tahun 1944 itu menyatakan, saat ini sulit mencari kebenaran. Banyak orang pintar tapi tidak benar, karena tidak memiliki rasa "khasyatullah" (takut kepada Allah).

"Jika kepintaran dimiliki oleh orang yang benar, maka kebenaran akan berkembang. Orang seperti itu disebut ulil albab (orang yang berpikir). Saat ini sudah sulit mencari ulil albab," katanya.

Kerusakan sosial yang terjadi, menurut Hasyim, berdampak pada kerusakan fisik seperti bencana alam lantaran banyak hutan dirusak.

Demikian juga harga pangan terus melambung karena orang yang lebih mengerti perekonomian malah mengutak-atik dengan mempermainkan harga atau hal-hal lain yang merugikan rakyat.

"Kalau sebuah bangunan bagus tetapi cepat rusak mungkin kayunya diperoleh dari ’illegal logging’ (pembalakan liar)," katanya.

Acara itu juga menghadirkan cendekiawan Dr Muhammad Syafei Antonio sebagai pembicara. Ekonom syariah itu mengajak umat menunjung tinggi kebenaran antara lain dengan mengamalkan ilmu agama sehingga menjadi amal jariah.

Kedua pembicara tersebut mengajak umat untuk meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Acara yang dimeriahkan kelompok musik Debu itu sekaligus untuk memperingati 21 tahun kematian salah seorang ulama besar asal Bogor KH R Abdullah bin Nuh. (mad)