Warta

IAIN Surabaya Digitalisasikan Manuskrip Keislaman

Selasa, 13 Februari 2007 | 09:42 WIB

Surabaya, NU Online
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya kini mulai menyimpan manuskrip (naskah kuno) ke-Islaman secara digital.

"Kami sudah menemukan 13 manuskrip berusia 100 tahun lebih," ujar ketua panitia pelatihan digitalisasi manuskrip dan situs peradaban Islam kuno, M Khodafi, di Surabaya, (12/2).

<>

Didampingi dosen IAIN Walisongo Semarang Drs H Anasom M.Hum, ia menjelaskan manuskrip digital itu nantinya dapat diakses secara online melalui laman (website) IAIN setempat.

"Kami mendapatkan anggaran dari Departemen Agama (Depag) RI sebesar Rp400 juta untuk melacak manuskrip ke-Islaman," tegas dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya itu.

Menurut dia, 13 manuskrip ke-Islaman yang ditemukan itu berasal dari museum, pesantren, dan rumah masyarakat umum yang tersebar di Jatim dan Jateng, kemudian rencananya juga ke NTB.

"Tapi, kami tidak mendigitalisasikan kitab kuning, karena usianya relatif belum tua, melainkan manuskrip tentang sejarah, tauhid, fiqih, syair, dan ilmu tata bahasa," ucapnya.

Ditanya tujuan pelacakan manuskrip ke-Islaman itu, ia menyatakan pihaknya berupaya menyelamatkan manuskrip, dan memudahkan manuskrip sebagai bahan kajian ilmiah (penelitian).

"Yang lebih penting adalah kami ingin merekonstruksi pola keberagamaan di Indonesia yang sifatnya moderat, karena Islam berkembang dengan menyadap tradisi lokal," paparnya.

Ia mencontohkan manuskrip yang ditemukan antara lain "Serat Kandhaning Ringgit Purwo" (tulisan tentang wayang purwo) yang menceritakan sejarah wayang purwo dalam bahasa Jawi (bahasa Jawa tapi tulisannya Arab atau pegon).

"Itu manuskrip yang ditulis dengan tulisan tangan pada tahun 1315 hijriyah atau sekitar tahun 1870-an masehi, sehingga usianya mencapai 100 tahun lebih, tapi kami belum tahu penulisnya," ungkapnya.

Ia menambahkan pihaknya mentargetkan 1.000 halaman manuskrip ke-Islaman yang digitalisasikan. "Tapi, kami juga berharap 25 dosen peserta pelatihan akan melakukan pelacakan serupa," katanya.

Senada dengan itu, Pembantu Rektor (PR) I IAIN Sunan Ampel Surabaya Dr Thoha Hamim MSc menegaskan bahwa pihaknya dilirik Depag, karena manuskrip ke-Islaman di Indonesia selama ini justru didokumentasikan orang-orang Eropa.

"Jadi, bukan berarti kami tertinggal, melainkan kami justru ingin memiliki kelebihan dari apa yang selama ini dilakukan orang-orang Eropa tersebut," ucapnya. (ant/mad)


Terkait