Semarang, NU.Online
“Yang penting saat ini kita melakuan islah dahulu karena setidaknya islah merupakan satu kampanya yang baik,” pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PKB Batu Tulis Matori Abdul Jalil dalam pembukaan Mukernas dan Silaturrahmi Alim Ulama di Hotel Patra Jasa Semarang.
PKB selama lima tahun kehadirannya telah mengalami berbagai masa. Dua tahun pertama merupakan masa pesta pora sedangkan tiga tahun sesudahnya merupakan masa pertikaian. “Jadi bagaimana dapat yakin akan memperoleh suara 60 persen jika bertikai. Mempertahankan 12 persen saja merupakan suatu yang sulit,” ungkapnya.
<>Secara rasional suara PKB akan mengalami penurunan karena konflik yang terjadi tidak mengundang simpati rakyat sedangkan partai lainnya sudah pada melakukan konsolidasi untuk memenangkan pemilu 2004.
Acara Mukernas dan Silaturahmi alim ulama yang akan berlangsung mulai tanggal 4-6 Juli dihadiri oleh 120 orang dari 30 wilayah ditambah 70 orang dari DPP PKB dan 100 orang alim ulama. Hadir juga dalam acara tersebut KH Yusuf Hasyim, KH Maksum Jauhari dari PP Lirboyo Kediri, sedangkan PBNU diwakili oleh Ketua PBNU Dr. Andi Jamaro, Wakil Bendahara Ronin Hidayat, dan Wakil Sekjen Saiful Bahri Ansori.
Matori sangat gembira dengan kehadiran PBNU. “Ini mencerminkan sikap adilnya PBNU karena tidak memihak salah satu golongan yang sedang bertikai,” ungkapnya. Karena baik PKB Matori maupun PKB Alwi semuanya juga warga NU.
Matori mengisahkan bahwa tahun 1970-an dia merupakan wakil sekretaris wilayah PWNU Jateng ketika pimpinanya KH Sahal Mahfud dan KH Mustofa Bisri. “Jadi saya ini merupakan NU liklo, yaitu NU sejak kecil. Saat ini banyak NU tigo rendeng, yaitu orang yang mengaku NU ketika ada keuntungan yang diraihnya dari NU”.
Berkaitan dengan berbagai komentar di koran. Matori mengatakan, “Saya tidak mau memperuncing masalah dengan banyak komentar di koran karena hal ini bukan budaya NU. Kita diajarkan untuk menyelesaikan sesuatu secara damai dan tanpa kekerasan. Jadi massa NU merupakan massa yang solid, damai, dan tanpa kekerasan. Ini merupakan modal besar dalam demokrasi”.
Upaya islah ini sudah dijalankan dan matori mengatakan sudah sudah bertemu Gus Dur lebih dari 5 kali dan beliau setuju islah dan meminta Mahfud MD untuk menindak lanjuti, namun sampai saat ini Mahfud belum melakukannya..
PKB dilahirkan oleh NU tanpa embel-embel nama Arab karena memang didirikan untuk bangsa. “Oleh karena itu dengan islah kita akan dapat bersatu, membangun negara dan demokrasi di Indonesia. Yang penting menunjukkan pada bangsa bagaimana bersatu dan islah dijalankan. Karena selama ini jika bertengkar sulit sekali disatukan, dan merupakan suatu memiliki citra bak dengan adanya islah,” tambahnya.
Dalam upaya islah tersebut Matori menginginkan yang penting bertemu dulu dan kita melakukan brainstorming. “karena jika didahului dengan konsep-konsep tertentu akan membatasi pihak lainnya,”tegasnya.(mkf)