Nahdlatul Ulama (NU) tampaknya tak main-main dengan komitmennya ‘perang’ terhadap pembalakan liar (illegal logging) serta Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan (GNKL). Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu sudah mencanangkan program “Indonesia Hijau”.
Program Manager GNKL Pengurus Besar NU Anas Tahir mengatakan, program “Indonesia Hijau” tersebut merupakan program jangka panjang sebagai tindak lanjut kegiatan sebelumnya, yakni program “Provinsi Hijau”. Sepanjang tahun 2007 ini, ujarnya, program itu telah berjalan dua provinsi, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah.<>
“Tidak lama lagi menyusul Provinsi Jawa Barat. Ke depan, program itu akan kita kembangkan ke seluruh provinsi di Indonesia dengan bantuan Pengurus Wilayah NU se-Indonesia,” terang Anas dalam sambutannya pada pembukaan National Meeting dan Workshop di Hotel Santika, Jakarta, Jumat (20/7)
Acara yang digelar GNKL PBNU bertajuk “Sinergi Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Desa Hutan Berbasis Multistakeholders” itu dihadiri Menteri Kehutanan MS Kaban, Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan, Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj dan sejumlah ulama NU se-Indonesia.
Setelah program “Provinsi Hijau” itu merata di seluruh provinsi, terang Anas, maka gerakan menuju “Indonesia Hijau” bisa dilaksanakan. “Artinya, cita-cita terwujudnya lingkungan dan hutan yang lestari, bukan suatu hal yang mustahil lagi,” pungkas Anas yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PBNU.
Ia menjelaskan, untuk mendukung program tersebut, saat ini, NU telah memiliki sejumlah kader pelopor yang siap berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan hutan serta lingkungan. Kader tersebut merupakan hasil pendidikan dan pelatihan yang digelar beberapa waktu lalu di sejumlah daerah, antara lain, Banyuwangi, Pasuruan, Solo, Wonosobo, Karawang dan Tasikmalaya.
Tak hanya itu. Anas menyatakan, pihaknya juga telah melakukan penanaman 1 juta pohon di sejumlah daerah di Jatim, Jateng dan Jabar. “Ke depan, kita akan menanam sebanyak 8 juta pohon. Kita berharap, gerakan ini dapat diikuti oleh GNKL NU di seluruh Indonesia,” terangnya.
Program tersebut dijalankan sebagai wujud kepedulian NU terhadap nasib hutan dan lingkungan hidup di negeri ini. Persoalan pelestarian hutan dan lingkungan, katanya, bukan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tugas dan kewajiban semua pihak. “Oleh karena itu, program ini memerlukan sinergi multipihak; pemerintah dan seluruh komponen masyarakat,” tegasnya. (rif)