Warta

NU-Muhammadiyah Hadapi Persoalan Lebih Besar dari Perbedaan

Sabtu, 19 Desember 2009 | 08:40 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menghadapi persoalan yang lebih besar daripada sekadar perbedaan di antara keduanya. Baik NU maupun Muhammadiyah, sebagai sepasang Organisasi Masyarakat Islam terbesar di Indonesia memiliki tanggungjawab besar untuk turut menata keharmonisan hidup seluruh komponen bangsa.

Demikian dinyatakan oleh ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi dan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam sambutan keduanya ketika mengawali acara silaturrahim antara PBNU dan PP Muhammadiyah di Gedung PBNU Jl. Kramat raya 164 Jakarta, Sabtu (19/12) sore.<>

Dalam pengantarnya, Din menyatakan bahwa silaturrahim kali ini adalah silaturrahim resmi yang keempat antara PBNU dan PP Muhammadiyah dalam lima tahun terakhir. Selanjutnya Din memperkenalkan seluruh unsur perwakilan dari PP Muhammdiyah kepada para peserta silaturrahim.

"Hadir bersama saya, dalam silaturrahim sore ini, antara lain perwakilan para pimpinan Pemuda Muhammadiyah, Ikaran Remaja Muhammadiyah (IRM) Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan lembaga-lembaga lain di PP Muhammadiyah," tutur Din, tokoh asal Nusa Tenggara Barat ini.

Sementara itu, dalam pengantarnya, Hasyim menyatakan, perbedaan-perbedaan yang selama ini terjadi di antara NU dan Muhammadiyah, semakin lama semakin menipis, karena tumbuhnya kesadaran dan ukhuwah yang semakin baik.

"Misalnya saja perbedaan mengenai selisih hari raya Idul Fitri, baik NU maupun Muhammadiyah tidak lagi mengambil sikap saling ngotot untuk saling menyalahkan. Kedua belah pihak, hingga di tingkat masyarakat paling bawah, saling berusaha untuk mengambil hikmah di balik perbedaan hari tersebut," tutur Hasyim. (min)


Terkait