Warta

PBNU Sepakat Jalin Kerja Sama

Rabu, 30 Agustus 2006 | 15:35 WIB

Jeddah, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Dr Abdullah Atturki di Kantor Pusat Liga Muslim Dunia di Mekkah, Rabu (30/8). Pertemuan itu merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Hasyim ke Mekkah dan Jeddah sebagai upaya tindak lanjut Konferensi Internasional Cendikiawan Muslim (ICIS) II di Jakarta 20-23 Juni lalu.
 
Usai pertemuan itu, Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal ICIS mengatakan, pertemuan itu dimaksudkan untuk membahas masalah konflik di Timur Tengah yang terjadi akhir-akhir ini. Sebagai organisasi yang menaungi mayoritas umat Islam di Indonesia, PBNU merasa terpanggil untuk berperan aktif guna menyelesaikan konflik berkepanjangan tersebut.

<>"Pembahasan pertemuan itu untuk melihat perkembangan kondisi umat saat ini khususnya konflik yang terjadi di Timur Tengah pasca dikeluarkannya Resolusi PBB 1701," ungkap Hasyim di Jeddah, Rabu (30/8)
 
Hasyim menambahkan, pada pertemuan tersebut disepakati pentingnya peran negara-negara Islam dalam rangka mengambil bagian dalam proses pengiriman pasukan perdamaian di bawah payung PBB. Kedua belah pihak mendukung langkah Indonesia dan Malaysia dan beberapa negara Islam lainya yang telah menyatakan komitmen mengirim pasukan perdamaian ke Libanon.
 
"Kami memuji langkah Indonesia, Malaysia dan beberapa negara Islam lainnya yang telah menyatakan komitmennya untuk mengirimkan pasukan ke Libanon," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur itu.
 
Terkait dengan kondisi Libanon yang kini rusak parah akibat gempuran Israel, Hasyim mengatakan, pada pertemuan itu, kedua belah pihak menyoroti pentingnya peran negara-negara Islam dalam pembangunan kembali Libanon pascaperang. "Terkait dengan kondisi Libanon pula, kami juga menyoroti mengenai pentingnya peran negara Islam dan pengusaha muslim untuk mengambil bagian dalam proses rekonstruksi di Libanon pasca-agresi militer," ungkapnya.
 
Lebih lanjut, mantan pengurus PWNU Jawa Timur itu mengatakan, pertemuan itu juga membahas perkembangan terakhir yang terjadi di Irak dan Palestina. Kedua belah pihak sepakat, bahwa kedaulatan Irak dan Palestina harus dihormati semua pihak. Demikian juga negara-negara Arab dan Islam diminta untuk bersatu.
 
"Terkait dengan kondisi terakhir di Irak dan Palestina, kami meminta seluruh pihak untuk menghormati kedaulatan Irak sebagai negara yang berdaulat dan mendesak seluruh negara-negara Arab dan Islam untuk satu suara dalam mendukung terbentuknya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat," tuturnya.
 
Kerjasama dengan ICIS

Pertemuan itu, kata Hasyim, juga membahas soal kerja sama antara ICIS-PBNU dengan Liga Muslim se-Dunia. Dalam pertemuan tersebut akhirnya disepakati sebuah kerjasama guna mengembangkan Islam moderat yang rahmatan lil alamin. "Indonesia menurut Liga Muslim Dunia merupakan contoh negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia yang demokratis dan dapat menunjukkan wajah Islam yang penuh perdamaian dan toleransi," katanya.

Pada bagian lain, Liga Muslim Dunia juga memprihatinkan sikap masyarakat internasional yang phobia terhadap Islam yang semakin besar. Sikap phobia terhadap Islam merupapakan dampak dari tindakan dan perbuatan sebagian orang yang mengatasnamakan Islam untuk membenarkan tindak kekerasan dan terorisme yang dilakukan. "Kami sepakat untuk menjelaskan kepada publik internasional bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk kesalahpahaman tentang ajaran dan nilai Islam yang sebenarnya," tuturnya.

Dikatakannya, kerjasama antara ICIS dan Liga Muslim Dunia akan difokuskan untuk mengembangkan kerjasama di bidang pendidikan, ekonomi dan dakwah yang berorientasi untuk menemukan solusi terhadap masalah umat. Semua kesepakatan itu bermuara pada upaya untuk mewujudkan kehidupan global yang lebih damai serta saling menghormati satu sama lain," katanya. (rif)