Warta

PWNU Jatim Haramkan Koin Gold Quest

Sabtu, 25 Oktober 2003 | 21:05 WIB

Jakarta, NU.Online
Rais Syuriyah pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) KH Masduqi Mahfudz menyerukan kepada seluruh warga NU se-Jatim untuk tidak membeli koin emas produk PT Gold Quest Indonesia (GQI). Terlebih lagi yang bergambar pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari.

Namun menyikapi kemungkinan masih ada warga NU yang nekat atau sembunyi-sembunyi membelinya, sama halnya menyantap makanan haram, dosanya akan ditanggung sendiri. "Saya ulangi isi fatwa PWNU Jatim yang sudah kita keluarkan bulan November tahun lalu dengan surat edaran No 45/PWA-1/XI/2002, produk koin emas PT GQI hukumnya haram. Nggak katik embel-embel meneh (Tidak perlu tambahan lagi)," tegas Masduqi kepada NU.Online di kediamannya, di kawasan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

<>

Lebih lanjut Kiai Masduqi mengungkapkan, sudah menjadi kewajiban PWNU Jatim untuk mencegah umatnya agar tidak sampai tergelincir dalam perbuatan dosa.

Menghalalkan

Ia tidak mau tahu kalau KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), cucu dari Rais Akbar itu sendiri yang justru 'menghalalkannya'. Bahkan kemudian menuding fatwa ulama se-Jatim tersebut sebagai keputusan yang tidak beralasan. Oleh sebab itu, Gus Dur, mengaku tetap tidak mempermasalahkan penjualan koin emas bergambar kakeknya oleh PT GQI.

Masduqi menggarisbawahi pernyataan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Ali Maschan Moesa, sesuai hasil batshul-massail (pembahasan masalah) yang digelar para Ulama se-Jatim setahun silam dengan hasil mengharamkan koin emas produk PT GQI itulah yang kemudian diwujudkan dalam fatwa.

"Jadi, bukan karangan (rekayasa) semata kita-kita karena akan di-launching, juga bukan karena NU tidak mendapat bagian fee," tegas Kiai Masduqi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KH Yusuf Hasyim (anak KH Hasyim Asy'ari yang berarti paman dari Gus Dur) sekeluarga menuntut manajemen PT GQI terkait dengan penggunaan nama dan gambar KH Hasyim Asy'ari pada koin produk GQI ke Polda Jatim. Namun akhirnya disepakati diselesaikan dengan jalan kekeluargaan.

Dalam persoalan ini, Gus Dur memberikan persetujuannya. Yusuf Hasyim, sesuai hasil rapat Dewan Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jatim, menurut silsilah hak kewarisan jauh lebih berhak ketimbang posisi Gus Dur sebagai cucu. Yusuf Hasyim yang sekarang menjadi pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang itu adalah satu-satunya putra almarhum yang masih hidup. (Kd-jtm/Cih)***


Terkait