Kusmanto alias Eyang Sabdo Kusumo membantah tuduhan mengubah kalimat syahadat dan menyebarkan ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam kepada masyarakat luas. Kusmanto mengaku, tuduhan menyebarkan ajaran agama dengan kalimat syahadat yang berbeda dari ajaran Islam pada umumnya adalah fitnah.
"Saya juga tidak merasa menyebarkan buku ajaran yang di dalamnya terdapat kalimat syahadat yang sudah diubah. Saya justru ingin mengetahui, siapa pembuat buku diktat yang didalamnya terdapat kalimat syahadat yang menyimpang dan disebarluaskan," ujarnya ketika memenuhi panggilan Departemen Agama Kabupaten Kudus untuk dimintai klarifikasinya, Kamis (12/11).<>
Menurut Kusmanto, dirinya tidak bisa membaca dan menulis arab dan tidak pernah merasa memiliki murid. namun dirinya mengakui, sebagian dari isi buku diktat tersebut, seperti silsilah dirinya yang menjelaskan sebagai keturunan dari Sunan Gunung Jati memang dibenarkan.
"Jika menulis dan membaca arab saja tidak bisa, bagaimana mungkin saya menjadi pemimpin aliran yang dituduhkan. Saya masih normal dan tidak gila. Saya memang keturunan Sunan Gunung Jati dari Raden Sumawinata," ujar Kusmanto.
Sri Anakul Unsa, istri Kusmanto membenarkan, bahwa suaminya merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati tidak bisa membaca dan menulis huruf arab.
"Suami saya tidak pernah memimpin pengajian dan tidak punya murid. Dia hanya menjadi pelindung koperasi di Terban, Kecamatan Jekulo yang memiliki anggota puluhan orang. Kami juga memiliki usaha di bidang konveksi dan kertas bekas, serta sebagai donatur Koperasi Putra Kusuma Kudus," ujarnya.
Sri Anakul mengakui, sejumlah anggota koperasi atau sejumlah pihak yang memiliki persoalan usaha minta nasehat kepada suaminya.
Sementara itu, Kasi Pendidikan Agama Islam dan Pemberdayaan Masyarakat (Penamas) Depag Kudus, Suhadi mengatakan, hasil klarifikasi dengan Sabdo Kusumo tidak mengakui adanya penyebaran kalimat syahadat yang menyimpang. (min)