Daerah

219 Aktivis PMII Purworejo Dilatih Wirausaha

Sen, 30 September 2013 | 04:01 WIB

Purworejo, NU Online
Sedikitnya 219 mahasiswa yang tergabung  dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Purworejo, Jawa Tengah, dilatih menjadi pengusaha dalam "Sarasehan Enterpreneurship", Ahad (29/9) kemarin.
<>
Kegiatan dengan tema “Relevansi Nalar Enterpreneur Generasi Muda Abad 21” tersebut merupakan rangkaian kegiatan pembuka Konferensi Cabang ke IX PC PMII Cabang Purworejo.

Hadir dalam upacara pembukaan, Bupati Purworejo Mahsun Zain, Kapolsek Purworejo AKP Mangarif, M. Zuyyina Laili dari PKC PMII Jawa Tengah, Ketua HIPMI Cabang Temanggung M Hendri Wicaksono, serta perwakilan organisasi ekstrakampus yang berada di Kabupaten Purworejo.

Dalam sambutannya, Mahsun mengatakan bahwa tema kewirausahaan sangat relvan untuk disampaikan kepada para mahasiswa. Ia berharap, melalui sarasehan ini tercipta sarjana yang bukan pencari kerja, namun sarjana yang menciptakan lapangan pekerjaan.

“Banyak mahasiswa yang ketika menjadi sarjana berorientasi menjadi Pegawa Negeri. Tentu itu tidak salah, namun akan lebih bermanfaat lagi kalau nalar yang dibangun adalah menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga sarjana lebih bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.

Mahsun berpesan agar mahasiswa tidak terpaku pada pendidikan secara formal yang disampaikan dibangku perkuliahan. Mahasiswa harus melengkapi dirinya dengan ketrampilan berorganisasi serta ketrampilan penunjang akademik lainnya.

“Menghadapi era global, kita akan jauh tertinggal bila hanya mengandalkan pendidikan akademik formal yang lain, terutama berorganisai, berwirausaha dan ketrampilan berbahasa asing. Sehingga sarjana tidak jadi marginal man atau manusia pinggiran,” tandasnya.

Sementara itu, Hendri Wicaksono selaku motivator enterpreneur menyampaikan paradigma kewirausahaan di kalangan mahasiswa mulai nampak sejak 2005 hingga sekarang. Menurutnya, era sebelum itu mahasiswa disibukkan dengan dinamika arus politik ekstraparlementer.

“Waktu saya kuliah dulu, jarang mahasiswa disibukkan dengan kegiatan ekstra parlementer. Arus politik yang cukup panas waktu itu, membuat mahasiswa tidak sempat memikirkan tentang enterpreanur,” ujarnya.

Di depan para mahasiswa ia mengaku memiliki nalar pengusaha sejak dibangku kuliah. Hendri yang kebetulan juga seorang santri mengaku pernah berbisnis kitab dan kliping majalah terbitan Australia.

“Sekitar tahun 1998 suasana politik di negeri kita cukup memanas. Pemerintah begitu ketat menyeleksi media yang masuk ke Indonesia. Secara diam-diam saya memfoto kopi majalah asing yang cukup pedas mengkritisi pemerintah. Dan hasilnya cukup untuk membiayai kuliah,” imbuhnya.

Hendri menambahkan bahwa menjadi pengusaha tidaklah sulit. Menurutnya, yang dibutuhkan seorang calon pengusaha hanyalah mental yang kuat untuk menjadi pengusaha.

“Banyak pengusaha yang memulai bisnisnya tanpa sepeser pun uang. Cukup dengan modal tekad dan mental untuk tidak mudah menyerah, itu sudah cukup untuk menjadi modal awal,” kata Hendri.

Ketua PC PMII Kabupaten Purworejo Saiful Anwar yang ditemui disela-sela kegiatan menerangkan, ada dua agenda kegiatan yang digelar pada kegiatan ini, yaitu sarasehan kewirausahaan dan konfercab.

Menurutnya, konfercab merupakan forum tertinggi diorganisasi untuk memilih ketua baru menyusul berakhirnya masa khidmat kepengurusan yang sudah berjalan selama satu tahun terakhir.

”Kebetulan masa jabatan saya sudah genap satu tahun. Sesuai dengan amanat AD ART organisasi, setelah satu tahun kepengurusan maka harus ada pergantian kepengurusan dan ketua yang kita gelar hari ini yang dirangkai dengan sarasehan enterpreneurship,” pungkasnya. (Lukman Hakim/Mahbib)