Daerah

5 Ciri Orang yang Senantiasa Dicintai Allah

Sen, 4 April 2022 | 07:30 WIB

5 Ciri Orang yang Senantiasa Dicintai Allah

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya, Jawa Timur, KH Imam Chambali. (Foto: NU Online/M. I’anur Rofi)

Surabaya, NU Online 
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya, Jawa Timur, KH Imam Chambali menjelaskan lima ciri-ciri orang yang senantiasa dicintai oleh Allah swt. Hal ini disampaikan dalam Pengajian Panguripan di pondok pesantren setempat pada Sabtu, (2/4/2022) pagi hari.


Kiai Imam menjelaskan ada lima ciri-ciri orang yang senantiasa dicintai oleh Allah swt pada tafsir Q.S. Yunus ayat 21. Pertama, orang yang dibukakan pintu kebaikan sebelum ia meninggal dunia. Dalam hal ini orang yang masih diberi kesempatan untuk bertaubat sebelum meninggal dunia, sehingga orang tersebut meninggal dalam keadaan husnul khatimah.


Kedua, orang yang ketika berbuat dosa langsung diberi hukuman di dunia oleh Allah swt. Sehingga ketika di akhirat kelak, orang tersebut suci dari dosa karena hukumannya sudah ditebus saat ia masih berada di dunia.


Ketiga, orang yang diberi ujian oleh Allah swt, sehingga ada banyak ujian dan cobaan yang harus ia ditempuh. Menurutnya, seseorang perlu diuji agar kualitas keimanan dan ketakwaan orang tersebut meningkat.


Kiai Imam mengatakan, ujian maupun cobaan yang datang tak hanya diperuntukkan bagi orang biasa saja, melainkan ujian dan cobaan ini diberikan kepada semua orang. Karenanya, ada beberapa orang yang ketika diuji dengan kesusahan mereka kuat, namun ketika diuji dengan kesenangan dan kenikmatan justru orang tersebut tidak kuat.


“Kalau menurut saya, semakin tinggi derajatnya semakin besar ujiannya. Makanya, penting sekali untuk selalu istikamah,” ujar kiai yang akrab disapa Abah Imam tersebut.


Keempat, lanjutnya, orang yang senantiasa diberikan hati yang sabar dan tawakkal. Menurutnya, ada banyak orang pintar maupun orang yang terkenal, namun hanya sedikit sekali orang yang memiliki hati yang penuh kesabaran. 


Lalu, bagaimana cara menjadi orang yang sabar? Kiai Imam mengatakan, untuk menjadi orang yang sabar diperlukan latihan dan istikamah serta tidak mudah mengeluh. “Wes pokok e urip iku ojo dibiasakno nggresuloan,” ucapnya.


Kiai Imam juga menceritakan bahwa Rasulullah saw merupakan pribadi yang diberikan derajat setinggi-tingginya oleh Allah swt dan di antara derajat yang tinggi tersebut diberikan karena kesabaran beliau.


“Rasulullah saw diberi derajat setinggi-tingginya derajat, itu di antaranya karena kesabarannya, sedangkan kita yang katanya selalu mengikuti sunnah Rasulullah malah ngamukan,” tambahnya.


Kelima, orang yang senantiasa diberikan pemahaman agama yang mendalam, termasuk orang yang suka ngaji. 
Kiai Imam menambahkan dengan mengutip salah satu hadist yang diriwayatkan dari Sahih Bukhari bahwa, orang yang senantiasa semakin senang mendengarkan pengajian maupun majelis ilmu agama lainnya, maka orang tersebut senantiasa selalu dicintai oleh Allah swt. 


“Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka akan dipahamkan ia dalam (masalah) agama.” (HR. Bukhari).


Menurut Kiai Imam, konsep ngaji dalam hal ini tidak harus orang yang senang membaca Al-Qur’an, melainkan orang yang senang mendengarkan ceramah atau nasihat para ulama, setiap malam selalu mendengarkan pengajian dari ulama-ulama sebelum tidur.


“Apalagi zaman sekarang masyaallah setiap malam sebelum tidur saya ikut ngaji (mendengarkan) ceramah Buya Ar-Razi, sama Gus Baha,” pungkasnya.


Untuk diketahui, Ngaji Panguripan yang diselenggarakan setiap hari Sabtu setelah jamaah subuh ini merupakan rangkaian dari kegiatan rutin Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya. Selain diikuti oleh seluruh santri, kegiatan ini juga dihadiri oleh pengurus yayasan serta masyarakat sekitar dari berbagai kalangan.


Penulis: M. I’anur Rofi’
Editor: Syamsul Arifin