Daerah

Afini Rizqi, Siswi MANU Kudus Tulis Buku Kehidupan Santri Hafidzah

NU Online  ·  Sabtu, 2 Mei 2015 | 07:01 WIB

Kudus, NU Online
Satu dari 317 pelajar putri kelas XII MANU Banat Kudus, Afini Rizqi IPS-1, punya keinginan yang unik setelah menamatkan belajarnya. Afini berniat segera menulis sebuah buku yang menceritakan tentang kehidupan para santri putri di kabupaten Kudus yang nyantri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an.<>

“Meski saya sendiri belum berani bersungguh niat untuk menghapalkan Al-Qur’an, namun saya sangat tertarik untuk mengkaji para santriwati penghapal Qur’an. Kalau ditanya mengapa ya enggak tahu, saya enggak bisa jawab. Yang jelas saya tertarik,” tutur Afini, Kamis (30/4) yang selain sekolah juga nyantri di Pondok Pesantren Putri Yanaabi’ul Ulum Warrohman (PPYUR), satu komplek dengan MA-SMK NU Banat Kudus.

Sekarang Afini tengah menyiapkan data-data untuk menyusun tulisannya. “Saya sudah ada lebih dari seratus pertanyaan untuk dijawab para santriwati. Rencananya mau ke beberapa pondok putri di Kudus. Namun sementara saya baru ketemu mereka di pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Putri,” kata gadis asli Pekalongan ini.

Buku tentang santriwati penghapal Al-Qur’an itu akan Afini susun berdasarkan jawaban dari seratus pertanyaan lebih yang khusus ditujukannya kepada para perempuan di pondok tahfidz. Karena datanya belum lengkap, maka setelah muwadda’ah nanti Afini akan tetap tinggal sementara di Kudus.

“Bukuku belum selesai kutulis. Jadinya usai Muwadda’ah hari Ahad nanti rencananya aku akan menetap sementara barang seminggu di Kudus. Kemungkinan masih tinggal di PPYUR. Untuk aturan-aturan yang ada di sana, saya akan izin, mungkin dibolehkan tinggal,” katannya.

Selain menulis buku, Afini juga sudah memutuskan akan melanjutkan jenjang belajarnya. “Habis ini saya mau ke Yogyakarta. Di sana saya akan kuliah trus juga lanjut mondok lagi. Sudah ada pilihan kampus dan jurusan, tapi kalau pondok pesantrennya saya belum yakin. Yang jelas pondoknya harus NU,” papar Afini.

Kepada adik-adiknya di MANU Banat, Afini pun berpesan. “Rajinlah belajar, jangan sampai menyia-nyiakan waktu. Soalnya kita di sekolah ini cuma tiga tahun saja,” pesannya. (Istahiyyah/Fathoni)