Daerah

Akibat Menyepelekan Ibadah-ibadah Sunah

Ahad, 3 November 2019 | 09:30 WIB

Akibat Menyepelekan Ibadah-ibadah Sunah

Mustasyar PCNU Pringsewu, Lampung, KH Anwar Zuhdi saat mengisi pengajian pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di aula Kantor NU Pringsewu. (Foto: NU Online/Faizin)

Pringsewu, NU Online

Tujuan manusia diciptakan di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Panduan tata cara dalam beribadah pun sudah diberikan kepada manusia melalui para Rasul-Nya terutama terkait ibadah-ibadah wajib. Namun manusia juga diberikan kesempatan untuk menambah ibadahnya dengan kesunnahan-kesunnahan.

 

Ibadah sunnah ini seyogyanya tidak di anggap sepele. Walau ketika meninggalkan ibadah tersebut tidak mendapat dosa, namun menggampangkan dengan meninggalkan ibadah sunnah akan menimbulkan efek lain. Di antaranya adalah akan mudah menggampangkan ibadah wajib.

 

"Kita bisa mewajibkan ibadah sunah untuk diri kita sendiri. Bukan untuk merubahnya menjadi wajib namun untuk lebih memotivasi kita untuk terus beribadah," kata Mustasyar PCNU Pringsewu, Lampung, KH Anwar Zuhdi pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di aula Kantor NU Pringsewu, Ahad (3/11).

 

Menurutnya, ibadah sunah yang rutin dilakukan akan dapat meningkatkan kualitas ibadah seseorang. Kualitas ibadah yang baik akan menjadikan selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat.

 

Ia pun menyontohkan dengan kesunnahan-kesunnahan yang ada dalam tata cara berwudlu. Berdasar Kitab Bidayatul Hidayah yang ditulis Imam Ghazali, banyak sekali kesunnahan yang bisa dimaksimalkan saat berwudlu. Berbagai bacaan doa di sela-sela rukun wudu serta kesunnahan berwudlu akan menjadikan kualitas ibadah lebih baik.

 

"Praktik ibadah memang harus dilakukan dengan benar dan hati-hati terlebih wudlu yang menjadi pintu masuk dari ibadah-ibadah wajib kita. Batal wudlu akan menyebabkan batal ibadah-ibadah lainnya. Shalat tidak sah jika wudlunya tak benar. Sampai haji pun tidak sah jika wudlunya asal-asalan," kata Abah Anwar mengingatkan.

 

Pentingnya bersuci dengan benar dalam mengawali ibadah ini sangat ditekankan oleh para ulama. Hal ini tambahnya, ditunjukkan dengan mayoritas pembahasan bersuci (thaharah) diletakkan di bagian awal pembahasan kitab fiqih.

 

Memperbaiki ibadah harus senantiasa dilakukan oleh umat Islam dimulai dari diri sendiri. Jangan sampai ibadah sendiri tidak diperbaiki malah sibuk menyalah-nyalahkan serta sibuk mengurusi ibadah orang lain.

 

"Saat ini sudah bermunculan kelompok yang senangnya mengurusi dan menyalahkan ibadah orang lain namun ia sendiri tidak memperhatikan ibadahnya," ungkapnya.

 

Pewarta: Muhammad Faizin

Editor: Aryudi AR