Daerah

Almaghfurlah KH Mahfud Ridwan Teladankan Ajaran Tauhid

NU Online  ·  Selasa, 30 April 2019 | 00:00 WIB

Almaghfurlah KH Mahfud Ridwan Teladankan Ajaran Tauhid

Diskusi sosok KH Mahfud Ridwan di Tuntang, Semarang.

Semarang, NU Online
Meneladani seseorang tentu memahami betul biografinya. Almarhum KH Mahfud Ridwan, sosok kiai yang dikenal mengayomi umat dengan berbagai latar belakang. Teladan ini merembut pula di Salatiga. Sebuah kota yang dikenal memiliki ragam kultur dan latar belakang agama maupun kebudayaan. 

"Kiai Mahfud ini tinggal di Gedangan Tuntang yang masuk Kabupaten Semarang, tapi berperan juga untuk masyarakat Salatiga dengan berbagai latar belakang dan kepentingan masyarakatnya," kata Pendeta Izak Lattu, Senin (29/4).

Pengajar Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, di acara Haul Almaghfurlah KH Mahfud Ridwan dengan tema Pesantren sebagai Pusat Gerakan Pluralisme di Indonesia. Kegiatan diselenggarakan di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Izak menggambarkan di Salatiga ada banyak warga mantan Partai Komunis Indonesia yang datang kepadanya, dan sangat diayomi oleh KH Mahfud Ridwan. 

"Bahkan Kiai Mahfud Ridwan bisa menjadi penengah antara warga bekas PKI dan kepentingan pemerintah. Hebatnya bisa mengayomi kedua kepentingan yang berbeda dengan baik," ungkapnya. 

Kehadiran KH Mahfud Ridwan banyak dirasakan berbagai kalangan di nusantara. Dari masyarakat biasa, orang tua santri, pedagang, anggota DPR hingga presiden pernah berkunjung ke Pondok Pesantren Edi Mancoro tempatnya mengasuh santri. “Semuanya diayomi oleh sahabat KH Abdulrahman Wahid ini,” ungkapnya. 

Dalam pandangannya, Kiai Mahfud sudah mengejawantahkan ajaran tauhid. Yaitu tidak melihat siapa yang dihadapi, tapi semuanya adalah rahmatan lil alamin. “Semua makhluk akan beliau ayomi, dirawat untuk kebaikan bersama," ungkap Ahmad Faidi penulis buku biografi KH Mahfud Ridwan.

Sebenarnya ajaran multi kultural ini sudah ada di pondok pesantren, bahkan dicontohkan dalam keseharian KH Mahfud. "Multi kultural ini bagian kecil dari ajaran tauhid dan itu sudah diajarkan lewat contoh yang dilakukan Kyai Mahfud dengan melayani orang berbeda-beda latar belakang," tandas Faidi. (Rifqi/Ibnu Nawawi)