Daerah

Alumni Tebuireng Galakkan Dakwah Lewat Jalur Budaya

NU Online  ·  Senin, 21 April 2014 | 11:01 WIB

Bogor, NU Online
Ketua Umum Majelis Rahimana Indonesia Dr KH Ahmad Sadikin Akhyar mengatakan dakwah Islam lewat jalur budaya perlu kembali digalakkan, mengingat cara ini cukup efektif dalam menyampaikan pesan ajaran Islam kepada masyarakat luas.
<>
"Dakwah Islam harus menghargai berbagai budaya yang ada di tengah masyarakat. Kita menghargai budaya sejauh tidak bertentangan dengan prinsip ajaran Islam," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menurut dia, masifnya gerakan Islamisasi Nusantara yang digalakkan "Wali Songo" (Wali Sembilan) efektif mengena sasaran, karena tidak memberangus budaya-budaya lokal yang ada.

"Sejauh tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, budaya lokal dijaga dan dipertahankan dengan baik," katanya.

Hal itu, kata dia, membuat masyarakat Nusantara dapat menerima dan berbondong-bondong masuk Islam dengan sukarela.

Ahmad Shodiqin Akhyar yang juga tokoh alumni Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Sabtu (19/4) malam bersama sesama alumni pesantren tersebut mengadakan istighotsah (doa bersama), bertempat di Masjid Isa Alaihissalam, Gang Bidan Yoni, Kampung Caringin, RT 05/RW 01, Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Ia mengatakan bahwa tradisi istighotsah yang digalakkan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu bentuk dakwah Islam lewat jalur budaya.

"Karena itu, tradisi istighotsah harus terus dipertahankan, karena membuat Islam lebih membumi dan mengakar kuat di tengah kehidupan masyarakat, serta menjadi sarana untuk meningkatkan kesalehan, baik bersifat individual maupun sosial," katanya.

Melalui Majelis Rahimana Indonesia yang dikelolanya, Kiai Akhyar aktif menggelar istighotsah rutin, baik yang dipusatkan di Subang maupun di berbagai daerah di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

Sementara itu, ketua panitia yang juga Ketua DKM Masjid Isa Alaihissalam, KH Mushlih Hidayat menambahkan, istighotsah yang dilakukan komunitas alumni Pesantren Tebuireng merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap bulan.

Kegiatan tersebut biasanya dipusatkan di Masjid Isa Alaihissalam Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, dan juga bergiliran ke sejumlah pesantren alumni Tebuireng yang berada di sekitar Bogor.

Istighotsah yang dihadiri puluhan kiai pimpinan pesantren di sekitar Bogor dan 500 orang jamaah masjid Isa Alaihissalam tersebut dipimpin tokoh alumni Tebuireng asal Kabupaten Subang Ahmad Shodiqin Akhyar, yang juga Ketua Majelis Rahimana Indonesia.

Menurut catatan Muslih Hidayat, di Bogor terdapat ratusan alumni Pesantren Tebuireng yang telah menjadi tokoh di masyarakat dan berkiprah di berbagai bidang.

Ia berharap, alumni Tebuireng berkiprah di manapun tetap membawa nama besar dan menjaga nama baik almamater.

Selain itu, alumni Tebuireng disarankan agar selalu berpegang teguh pada ajaran "ahlussunnah wal jamaah berdasarkan empat mazhab sebagaimana yang dikembangkan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ary dan Nahdlatul Ulama (NU).

"Alumni Tebuireng harus memberikan warna dalam peta dakwah Islam 'ahlussunnah wal jamaah', mengingat begitu banyaknya aliran baru yang menggugat faham NU dan merongrong kedaulatan NKRI," demikian Muslih Hidayat. (antara/mukafi niam)