Daerah

Anak Indonesia Kurang Dapatkan Permainan Edukatif

Kam, 19 Januari 2017 | 13:03 WIB

Anak Indonesia Kurang Dapatkan Permainan Edukatif

Wakil Bupati Demak Joko Susanto menyerahkan bantuan Alat Peraga Edukatif dari AMURT Indonesia kepada para guru PAUD secara simbolis

Demak, NU Online
Anak-anak usia dini Indonesia kurang mendapat akses terhadap Alat Permainan Edukatif (APE). APE adalah sarana efektif melatih otot motorik dan saraf anak untuk merangsang kecerdasan. Demikian disampaikan Usha Cang, Konsultan pendidikan pada lembaga Amanda Marga Universal Reelief Team (AMURT) Asia Tenggara ketika diwawancarai wartawan menjelang acara Diseminasi Permainan Anak 2017 di Pendopo Kabupaten Demak, Kamis (20/1).

Menurut dia, meski pemerintah dan para praktisi pendidikan usia dini telah mendorong kreatitivas pembuatan APE, tapi sampai sekarang belum setiap anak mendapat kesempatan belajar melalui permainan yang ada dalam APE. 

Ia menambahkan, yang populer dan hampir pasti dipakai mainan anak adalah mainan biasa yang diproduksi massal oleh pabrik mainan, dan sifatnya non edukatif. Seperti misalnya mobil`mobilan, pistol pistolan, boneka, atau semacamnya yang dominan sebagai permainan hiburan atau olah jasmani. 

Menurut praktisi pendidikan anak asal Malaysia ini, semua anak anak Indonesia berpotensi cerdas dan tumbuh jadi orang hebat bermanfaat. Untuk itu perlu diberi rangsangan yang bagus untuk melejitkan potensi bagus mereka.

"Sarana paling tepat adalah dengan Alat Permainan Edukatif," paparnya didampingi Kalyani KL Chew, konsultan Asia Tenggara rekannya. 

Acara tersebut berisi demonstrasi APE buatan China yang didatangkan dari Malaysia oleh AMURT Indonesia, yang diikuti oleh 100 anak dari 48 lembaga PAUD Kota Semarang dan Demak. AMURT Indonesia memberikan bantuan masing masing satu paket APE kepada 48 PAUD binaannya tersebut, secara simbolis diserahkan oleh Wakil Bupati Demak kepada para guru PAUD. 

Harus Sesuai Pendidikan Moral
Wakil Bupati Demak Joko Susanto dalam sambutannya menyampaikan, segala upaya dalam pendidikan usia dini harus diarahkan pada pembentukan moral anak. Termasuk dalam pemakaian APE, kata dia, harus yang memberi stimulasi tentang pendidikan akhlak. Sebab dasar pembentukan akhlak setiap manusia adalah ketika usia dini. 

"Kita harus satu visi, bahwa ketika menyebut PAUD, maka itu berarti pendidikan karakter, moral, akhlak. Maka semua yang terkait PAUD termasuk APE harus diarahkan ke pembentukan akhlak anak," ujarnya.

Wabup mengatakan, guru guru PAUD pastilah orang yang punya ketulusan hati, punya sifat sabar dan penuh pengabdian. Biasanya telaten, dan kreatif. Maka menurutnya sangat bagus jika terus dibantu oleh pemerintah maupun lembaga masyarakat seperti AMURT. Agar mereka lebih maju dan lebih bagus lagi dalam memberi pendidikan kepada anak anak usia dini. 

"Anak berkarakter itu salah satunya punya jiwa kreatif. Semoga pembinaan yang dilakukan oleh AMURT Indonesia beserta bantuan APE ini bisa menunjang pendidikan yang hasilnya akan kita lihat kelak," pungkasnya. 

Direktur AMURT Indonesia Haryono menyampaikan, lembaganya adalah LSM internasional yang memiliki binaan di empat daerah di Indonesia. Selain di Jawa Tengah juga ada di Yogyakarta, Bengkulu, dan Sumatera Barat. Di Indonesia mulai masuk memberi pelayanan bidang PAUD sejak bencana Tsunami tahun 2004 lalu. 

"Kami punya misi meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin dan terbelakang serta para koban bencana dan konflik, dengan memberikan motivasi dan kesempatan kepada setiap individu dan masyarakat agar bisa memanfaatkan sumberdaya yang mereka miliki untuk mencapai harkat hidup yang layak. Fokus garapan kami adalah mengembangkan sistem pelatihan dan pendampingan PAUD yang efektif di Indonesia" ungkap sarjana dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan magister dari IAIN Walisongo Semarang ini. (Ichwan/Abdullah Alawi)