Daerah

Angin Kencang dan Hujan Deras Robohkan Pondok Pesantren

Rab, 21 Maret 2007 | 07:02 WIB

Pamekasan, NU Online
Angin kencang disertai hujan deras yang melanda Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, sejak Senin (19/3) malam, merobohkan 11 kamar pondok pesantren di Dusun Tajuk, Pagantenan, Pamekasan.

Sahrullah, 19, salah satu santri Pondok Pesantren Haninur Rahman Ridlaiyah, Pagantenan, Pamekasan, mengemukakan, akibat robohnya kamar pondok santri, sebanyak 20 orang mengalami luka-luka serius dan harus dilarikan ke puskesmas setempat.

<>

"Angin kencang yang bersamaan dengan hujan deras itu kejadiannya sangat singkat sehingga santri tidak sempat melarikan diri," kata Sahrullah, Selasa, saat ditemui sejumlah wartawan.

Para santri yang mengalami luka-luka rencananya bakal dipulangkan. Sebab, selain harus menjalani perawatan intensif juga kamar pondok yang menjadi tempat belajar hancur total. Bahkan, buku dan kitab para santri rusak kehujanan. Namun demikian, kata dia, jika ada santri yang tetap akan bertahan di pondok, akan ditempatkan di mushala.     "Kerugian diperkirakan mencapai Rp150 juta," tutur Sahrullah, yang juga salah satu pengurus pondok pesantren tersebut.

Sementara itu, sebanyak 200 hektar tanaman padi yang sudah siap panen di Kecamatan Pademawu, Pagantenan dan Kecamatan Larangan, Pamekasan terendam air.    Diperkirakan padi yang terendam air akan rusak, sehingga petani akan mengalami kerugian besar. "Jika padi yang sudah hampir panen terendam air, kualitasnya akan jelek," kata petani padi Jamaluddin, 35, warga Desa Peltong, Larangan, Pamekasan.

Bahkan, kata dia, petani padi di Desa Montok, memanen padinya lebih awal, karena volume hujan diperkirakan terus tinggi. (ant/mad)