Menjelang perhelatan Pilpres, suhu politik kin memanas. Klaim dukungan juga semakin marak. Yang teranyar adalah terpampangnya baliho besar di timur laut alun-alun Jember yang berisi “ajakan” NU pilih JK-Wiranto, dan beredarnya stiker JK-wiranto yang membawa-bawa nama NU.
Dalam stiker yang sudah beredar luas di kalangan nahdliyyin itu disebutkan 9 alasan mengapa NU memilih JK-Wiranto. Karuan saja hal tersebut membuat sejumlah elemen NU meradang. Diantaranya adalah PC GP Ansor.<>
Menurut Ketua PC GP Ansor Jember Babun Suharto, siapapun tidak boleh mengatasnamakan NU dalam mendukung salah satu Capres. Sebab, katanya, sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa NU netral dan tidak memihak dalam hajatan politk apapun. Kesepakan itu juga berlaku bagi semua elemen dan lembaga di bawahnya.
“Karena itu, kalau elemnen NU atau siapapun pengurus NU telah memberikan dukuungan kepada salah satu Capres, itu berarti mengangkangi kesepakatan bersama, dan Khittah NU sendiri,” tukas Babun di gedung STAIN Jember, Selasa pagi (23/6).
Babun mengajak semua kader NU agar menghormati Khittah NU yang telah sedemikin rupa diperrjuangkan oleh para sesepuh NU. Polarisasi dukungan dan afiliasi politik, tukasnya, hanya akan mencederai keutuhan NU. “Sehingga saya kira, NU tidak perlu ikut-ikut. Serahkan saja kepada pribadi masing-masing warga NU untuk memilih calon yang disukai. Tidak perlu diarah-arahkan,” lanjutnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Tim Pemenangan JK-Wiranto Jember, Suwignyo mengaku tidak tahu menahu dengan beredarnya stiker NU itu. Diakuinya, pihaknya tidak kaitan sama sekali dengan stiker itu, kendati Jusuf Kalla kader murni NU. “Tidak tahu ya, coba tanyakan ke pengurus NU,” ucapnya singkat. Jawaban yang sama juga diungkapkan jajaran PCNU Jember.
Menurut Sekretaris PCNU Jember, H. Misbahussalam, M.Ag., sampai saat ini PBNU belum pernah mengarahkan PCNU untuk memberi dukungan kepada salah satu pasangan Capres. Dan itu tidak mungkin itu terjadi lantaran terkendala Khittah. “Posisi NU sudah jelas. NU wajib netral sesuai amanah Khittah,” jelasnya.
Kendati demikian, Misbah mengingatkan agar Khittah tidak disalah artikan dengan misalnya, mengebiri kebebasan warga NU untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Yang harus netral itu, tukasnya, adalah lembaga. Bukan individu warga NU. “Bisa jadi stiker NU mendukung JK-Wiranto itu adalah kreasi individu warga NU. Dan itu sah-sah saja, sehingga tak perlu dikait-kaitkan dengan lembaga (NU),” urainya.
Sedangkan Rais Syuriyah PCNU Jember, KH. MuhyiddinAbdusshomad menegaskan, dukungan NU memang sudah terbelah. Yaitu ke JK-Wiranto yang ditandai dengan berkumpulnya 3000 ulama NU di Jombang, dan ke SBY-Boediono yang ditandai dengan berkumpulnya 1000 ulama NU di Ponpes Ashiddiqiyah, Jakarta. ”Tapi mereka (ulama NU) tidak membawa nama institusi,” ungkapnya. (ary)
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua