Daerah

Ansor Ngantru Tulungagung Pindahkan Dakwah Pesantren ke Digital

Kam, 23 April 2020 | 19:00 WIB

Ansor Ngantru Tulungagung Pindahkan Dakwah Pesantren ke Digital

Maan Media menggunakan platform-platform seperti Instagram, YouTube, dan Spotify untuk media dakwah. (Ilustrasi)

Tulungagung, NU Online
Harlah GP Ansor tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena berada dalam situasi pandemi Covid-19 yang 'memaksa' hampir semua aktivitas dilakukan secara daring. 
 
Harlah GP Ansor yang ke-86 tahun ini juga bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan, bulan di mana para santri atau masyarakat umum biasa mengikuti ngaji pasan. Selama ini tradisi ngaji pasan berjalan di pondok-pondok pesantren dan madrasah. Namun, akibat Covid-19 membuat kegiatan belajar-mengajar dan mengaji pun dilakukan secara daring dalam rangka physical distancing.
 
Hal ini Iqlal Alifien, anggota PAC Ansor Ngantru, Tulungagung yang juga Founder Maan Media, berinisiatif memanfaatkan platform-platform media sosial untuk dijadikan sarana 'ngaji'.
 
"Saat ini Maan Media menggunakan platform-platform seperti Instagram, YouTube, dan Spotify. Kami memilih tiga platform tersebut karena easy to use dan memiliki sasaran audiens yang berbeda," katanya.
 
Iqlal mengaku dirinya dan tim Maan Media terus mengembangkan dan mengkurasi konten-konten di dalamnya dengan berkoordinasi dengan para ulama dan kiai yang juga pengurus MWCNU Ngantru, LDNU, LBM PC Tulungagung, bahkan juga dari Rijalul Ansor Ngantru. "Sehingga program yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan ala pesantren," katanya Kamis (23/4).
 
Iqlal Alifien juga menyampaikan bahwa pada dasarnya Maan Media dibuat sebagai sarana dakwah Islam dan menambah barokah ilmu bukan hanya untuk GP Ansor Ngantru saja melainkan untuk seluruh Nahdliyin.
 
Namun, selain itu juga untuk pengarsipan pengajian oleh kiai-kiai pesantren khususnya di wilayah Ngantru, Tulungagung karena tidak bisa dipungkiri masih banyak pesantren konvesional yang belum terlalu akrab digital. Menurutnya, sangat disayangkan jika diera peradaban digital ini tidak arsip dari kiai dan ulama, yang pastinya akan dicari-cari suatu saat nanti.
 
"Banyak podcast di Spotify yang kontennya ngaji, tapi coba cek peringkat teratasnya, apakah itu ulama kita, kiai kita? Sudah saatnya kader-kader Ansor bisa menguasai media-media dakwah digital, atau setidaknya bisa memfasilitasi ulama dan kyai kita sebagai bentuk jihad dan rasa takdhim kita," pungkasnya. 
 
Keberadaan Maan Media ini dibenarkan oleh Ketua GP Ansor Ngantru, H Yuzki Maksum. Sebenarnya inisiasi Maan Media telah muncul ketika Rapat Kerja GP Ansor PAC Ngantru yang pertama, namun belum maksimal.
 
"Maan sendiri adalah singkatan dari Media Ansor Ngantru, yang dalam bahasa Arab artinya bersama-sama. Dengan semangat Harlah GP Ansor yang ke-86 maka hari ini (24/0) Maan Media secara resmi kami luncurkan sebagai wadah dakwah islam yang ramah," tegasnya.
 
KH Yasin Bisri salah satu narasumber yang juga pembina GP Ansor Ngantru mengatakan bahwa dakwah di era saat ini harus menggunakan teknologi sebagai media, karena zaman telah berubah lebih cepat.
 
"Apresiasi buat GP Ansor Ngantru yang mampu membuat sarana dakwah digital ini. Semoga bisa istiqomah dan bermanfaat untuk umat," ujarnya.
 
Adapun konten-konten Maan Media yang sudah dipublikasikan antara lain Ngaji bareng Kang Kaji oleh HM Yasin Bisri (Lembaga Dakwah PC NU Tulungagung); Kajian Kitab Kuning oleh Gus Anang Muhsin (LBM PC NU Tulungagung yang juga Pengasuh Pesantren Al-Fattahiyyah, Ngranti.
 
Berikutnya, Kajian Fikih dan QnA atau Tanya Jawab seputar Fiqih oleh Kang Alam (Rijalul Ansor PAC Ngantru); Podcast Yuk Ngaji di Spotify.
 
Sementara program-program lain yang akan hadir adalah Ngaji Pasan atau Ngaji Bulan Puasa dengan YouTube Live oleh Kiai Ahmad Mudawami (Katib MWCNU Ngantru yang juga Pengasuh PP Al Mubarok Pinggirsari; Kang Alam (Rijalul Ansor PAC Ngantru/Mustahiq PP HMQ Lirboyo Kediri).
 
Masyarakat yang ingin mengakses dapat membuka Spotify dengan alamat bit.ly/ng4j1, YouTube: bit./m44nTV, dan Instagram: @maan.dakwah.
 
Editor: Kendi Setiawan