Daerah

Ansor Riau Ajak Nahdliyin Milenial Lawan Paham Radikal di Medsos

Ahad, 11 April 2021 | 04:00 WIB

Ansor Riau Ajak Nahdliyin Milenial Lawan Paham Radikal di Medsos

PW GP Ansor Riau,​​​​​​​Purwaji, dalam dialog interaktif di Studio 2 TVRI Riau, Kamis (8/4). (Foto: NU Online/Owen)

Pekanbaru, NU Online
Maraknya radikalisme dan terorisme yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, sangat mengkhawatirkan kita semua. Susah tentu, fenomena ini menjadi ancaman bagi kedaulatan bangsa. 


Hal ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Riau, Purwaji, pada dialog interaktif di Studio 2 TVRI Riau, Kamis (8/4).


“Jika melihat aksi teror di Makassar dan di Mabes Polri, pelakunya bisa dikategorikan dari kalangan milenial. Untuk menangkal itu, kita semua terutama Nahdliyin milenial harus berjuang di media sosial. Karena aksi-aksi propaganda kelompok radikal banyak beredar di medsos,” kata Purwaji.


“Dalam melawan radikalisme yang berpotensi mengarah kepada aksi terorisme ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan seluruh elemen bangsa harus ikut terlibat,” sambungnya.


Menurut dia, temuan yang dilakukan oleh beberapa survei, di antaranya Wahid Foundation pernah merilis bahwa ada jutaan orang yang siap untuk melakukan aksi-aksi radikalisme. Hal itu tentu sangat mengkhawatirkan.


“Selama ini ketika ada aksi terorisme, kelompok-kelompok tertentu selalu membuat narasi seolah-olah ini adalah skenario pihak kepolisian, sehingga ketika kita terus digiring dengan narasi-narasi seperti itu, akhirnya kesadaran kolektif masyarakat tidak terbangun untuk melawan kelompok radikal,” jelasnya. 


Dalam dialog interaktif yang dimoderatori oleh Muhammad Rizal, Purwaji mengatakan, ada tiga poin inti yang bisa dipetik untuk melawan intolerasi, radikalisme, dan terorisme.


Pertama, jika ada pengajian yang isinya hanya membidahkan amaliah orang lain, mengafirkan sesama muslim, memusyrikkan ziarah kubur dan melarang maulid, maka segera tinggalkan majelis tersebut. 


“Kemudian, jika ada majelis yang isinya hanya menjelek-jelekkan pemerintah, menebar hoaks, fitnah, mengatakan NKRI tidak sesuai syariat, Pancasila thoghut, maka jauhi dan harus kita lawan,” tegas Purwaji.


Selain dari dua poin di atas, lanjut dia, generasi muda NU juga harus memenangkan pertarungan melawan wacana khilafah dan propaganda Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan ormas terlarang lainnya di media sosial.


“Kelompok-kelompok tersebut selama ini memanfaatkan media sosial untuk merekrut kader, terutama dari kalangan anak muda,” terang Ketua PW GP Ansor Riau dua periode itu.
 

Dialog interaktif ini juga turut dihadiri oleh Guru Besar Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau Prof Khairunnas Rajab.


Kontributor: M Owen Maulana
Editor: Musthofa Asrori