Daerah

Ansor Sumbar: Kirab Satu Negeri Bagian dari Solusi

NU Online  Ā·  Rabu, 26 September 2018 | 00:00 WIB

Ansor Sumbar: Kirab Satu Negeri Bagian dari Solusi

Kirab Satu Negeri di Kab. Dharmasraya, Sumbar

Dharmasraya,Ā  NU Online
Kirab Satu Negeri (KSN), bela agama, bangsa dan negeri, yang sedang berjalan saat ini di berbagai kota di tanah air adalah upaya Gerakan Pemuda (GP) Ansor menjadi bagian dari solusi bukan bagian dari masalah. Semangat ini yang mesti disampaikan kepada publik.Ā 

Hal ini sampaikan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Provinsi Sumatera Barat Rahmat Tuanku Sulaiman pada upacara Kirab Satu Negeri (KSN) yang digelar di Pesantren Tarbiyatul Athfar Nagari Koto Ranah, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Selasa, (25/9).Ā Ā 

KSN di DharmasrayaĀ  dihadiri Sekretaris PW GP Ansor Sumbar Bagindo Arianto,Ā  Ketua PC Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana,Ā  Kiyai Wilman Antoni, Sekretaris PC GP Ansor Dharmasraya Age Kurniawan, ratusan masyarakat, dan Banser Sijunjung. Di mana sebelum apel dilangsungkan zikir bersama untuk rakyat dan santunan anak yatim.Ā 

"KSN ini dalam rangka bela agama, bangsa, dan negeri, Oleh karena itu kita harus menjaga ketertiban, kedamaian,Ā  membangun komunikasi untuk persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu, tetap dalam satu barisan karena kita satu komando," ujar Rahmat.

Dikatakan Rahmat, informasi akhir-akhir ini memang ada segelintir kelompok yang mencoba mengubah atau merusak konsensus kebangsaan. Hal iniĀ  menjadi salah satu latar belakang dilaksanakanya KSN oleh Ansor.

Lebih lanjutnya, ada yang menjadikan agama sebagai alat politik dan sebagai sumber konflik, tentu ini tidak boleh dibiarkan. Melihat kenyataan ini, mayoritas masyarakat akhirnya memilih diam karena takut dicap sesuatu yang tidak baik.

"Kita juga melihat kepada negara lain, seperti negara Islam di Timur Tengah terjadi konflik pertumpahan darah perang saudara, hal itulah menjadi dasar kenapa kita kembali perlu meneguhkan komitmen kebangsaan. Bagaimana kita tetap mempertahankan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika," pungkas Rahmat. (Armaidi Tanjung/Muiz)