Ansor Sumenep Peringati Sumpah Pemuda dengan Nyate Bareng
NU Online · Senin, 29 Oktober 2012 | 12:07 WIB
Sumenep, NU Online
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh banyak kalangan dalam memperingati dan memaknai semangat Sumpah Pemuda. Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumenep misalnya, mengemasnya dengan menggelar nyate bareng.
<>
Dikemas demikian karena Peringatan Sumpah Pemuda hampir bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Agenda yang dipusatkan di sekretariat Ansor Sumenep, Sabtu (27/10) malam itu berlangsung cukup meriah dan terjalin penuh keakraban.
Selain pengurus cabang dan sebagian PAC Ansor se Sumenep, hadir juga antara lain dari IPNU dan PMII Sumenep. Salah seorang penasehat PW GP Ansor NU Jawa Timur A Badrut Tamam juga tampak hadir berbaur di tengah kader-kader muda NU itu.
"Kami mengajak sahabat-sahabat muda untuk selalu bersinergi dalam konteks pemberdayaan menuju masyarakat Sumenep yang labih maju dan bermartabat," ujar Ketua PC GP Ansor Sumenep A Muhri Zein, dalam kata sambutannya.
Muhri menegaskan, saat ini kebhinnekaan dan keberislaman umat, termasuk kader muda NU sudah mulai terancam dengan adanya provokasi. Provokasi itu datang dari beberapa kelompok yang berkepentingan agar Islam yang rahmah lil alamin atau Islam ala ahlussunnah waljamaah (Aswaja) tidak lagi membumi di masyarakat Indonesia.
Mantan Ketua Umum PC PMII Sumenep itu mencontohkan kasus meletusnya konflik bernuansa SARA di Sampang beberapa waktu lalu. "Hal ini jangan sampai terjadi lagi di bumi Madura yang kita cintai ini, apalagi di Sumenep," tegasnya.
Muhri berharap, sebagai penganut Islam yang insklusif dan punya prinsip dasar tawazun, tasamuh, ta'adul dan tawassut, itu tidak hanya sekadar didiskusikan, tapi harus menjadi sikap dan prilaku sehari-hari. "Pola sikap kader NU harus mencerminkan prinsip Islam Aswaja tersebut," tandas Muhri.
Harapan senada disampaikan A Badrut Tamam. Menurut dia, kader NU terutama yang memiliki 'jabatan birokasi' harus memberikan konstribusi dan tindakan konkrit bagi kemashlahatan umat.
"Ilmu, tatakrama dan tindakan pemberdayaan bagi kita sebenarnya sudah cukup," pesan pria kelahiran Pamekasan ini.
Badrut yang juga Mantan Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur ini menengarai, bahwa trend aksi demonstrasi yang dilakukan sebagian aktifis NU sekarang lebih banyak latah dan pesanan, tanpa didasari pertanggung jawaban ilmiah yang memadai, tentu yang berpijak pada nilai-nilai Islam Aswaja.
Lebih jauh Badrut mengatakan, pesantren di zaman dulu yang bergedung 'bambu' terbukti mampu melahirkan tokoh-tokoh besar, semisal KH Muhammad Kholil, KH M Hasyim Asyari, KH A Wahhab Chasbullah, KH As'ad Syamsul Arifin, dan kiai-kiai NU zaman dulu lainnya.
"Pesantren 'keramik' seperti sekarang (malah) melahirkan manusia-manusia macam kita ini," kata dia prihatin.
Karena itu, Badrut berharap agar kader NU bisa meneladani spirit perjuangan kiai-kiai NU terdahulu tersebut. "Pola kehidupan mereka sehari-hari sangat sederhana, tapi perjuangannya dalam melayani umat sangat luar biasa. Ini harus diteladani," pungkasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Hady JM |
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Mudir 'Ali JATMAN: Tarekat adalah Warisan Asli Wali Songo
6
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua