Daerah

Antisipasi Desa di Kudus Saat Warganya Mudik dari Zona Merah Covid-19

Sab, 4 April 2020 | 10:00 WIB

Antisipasi Desa di Kudus Saat Warganya Mudik dari Zona Merah Covid-19

Desa siaga Covid-19 di Kudus, Jateng (Foto: NU Online/M Farid)

Kudus, NU Online
Pada saat pandemi Covid-19 seperti ini adalah musimnya orang saling khawatir. Utamanya bagi warga desa yang salah satu anggota keluarganya berada di zona merah Covid-19. 
 
Memang ada yang sadar untuk tetap bertahan dan tidak mudik, namun banyak juga yang memaksakan diri untuk tetap mudik sebab berbagai alasan. Salah satunya yakni alasan dikhawatirkan tidak bisa bertahan hidup di perantauan sebab tidak adanya penghasilan.
 
Untuk alasan demikian tentu pemerintah desa tidak bisa memaksa agar warganya tidak mudik. Hanya saja, hal itu bisa diantisipasi dengan pendataan secara massif dan teliti untuk dilakukan pemantauan terkait kondisi warganya. 
 
Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Lau, Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bekerjasama dengan pengurus Nahdlatul Ulama setempat beserta banomnya, Pemdes Lau dan Karang Taruna mendirikan posko pencegahan Covid-19. 
 
"Sebenarnya, ide ini digagas oleh Karang Taruna dan GP Ansor Ranting Lau Agus Manshurudin untuk mengantisipasi kedatangan pemudik dari zona merah Covid-19 seperti Jakarta, Semarang, dan kota lainnya," ujar Ketua Karang Taruna Andi Indrasto.
 
Dijelaskan, tim Posko diisi oleh orang-orang dari anggota Karang Taruna, GP Ansor dan Banser, IPNU, serta IPPNU yang ditugaskan secara bergantian. Shift pertama posko dibuka mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB dan shift kedua mulai 13.00 – 16.00 WIB.
 
Menurut Andi, langkah ini dirasa perlu sebab sebagian besar warga Desa Lau merupakan perantauan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Semarang, Bali dan Surabaya. Dan bisa dimungkinkan pada saat seperti ini mereka akan kembali ke kampungnya untuk bertemu keluarga dan sanak saudara di Desa Lau.
 
“Pendirian posko ini sebagai bentuk kewaspadaan yang bertujuan untuk pendataan dan sosialisasi pencegahan Covid-19,” kata Andi yang sekaligus ketua tim, Jumat (3/4). 
 
Rencananya, posko ini akan dijalankan selama dua bulan, mulai 1 April – 29 Mei 2020. Selain pendataan, posko juga menyediakan gel pencuci tangan (hand sanitizer) dan disinfektan. Secara bertahap, tim posko juga akan melakukan penyemprotan masal ke rumah-rumah warga se Desa Lau yang diprakirakan mencapai 2.650 rumah. 
 
“Bahkan mungkin bisa lebih dari jumlah itu. Penyemprotannya akan melibatkan Ketua RT dan RW selain tim dari Ansor dan Banser Lau,” papar Andi.
 
Ketua GP Ansor Lau Agus Manshuruddin menambahkan, dalam langkah ini komitmen Ansor-Banser dalam langkah ini tergolong tinggi. Menurutnya, tinggal bagaimana nanti secara bersama menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, pola hidup bersih dan upaya-upaya lain untuk mencegah penularan. 

"Nantinya, tim posko akan disebar bersamaan dengan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah warga di dampingi ketua RT/RW setempat. Sebab, bukan tidak mungkin, ada juga warga yang membandel tidak mau melapor meski berstatus ODP,” jelas Agus kepada NU Online.
 
Sementara itu, Kepala Desa Lau H Rawuh Hadiyanto mengapresiasi langkah para pemuda Desa Lau yang menginisiasi pendirian Posko. Ia juga menyatakan dukungannya dengan mengalokasikan anggaran pemerintah Desa untuk langkah pencegahan Covid-19 ini. 
 
"Untuk program ini mencapai 64 juta yang diambil dari anggaran kebencanaan dana desa. Selain posko, direncanakan pula untuk menggelar donor darah yang bekerjasama dengan PMI Kabupaten Kudus," ungkapnya. 
 
Bila kuota mencukupi, kegiatan donor darah itu akan dilaksanakan pada Jumat (10/4 mendatang. Diharapkan kepada masyarakat untuk bisa turut andil dalam kegiatan tersebut dengan mendaftarkan dirinya ke posko atau melalui kontak 089 604 914 220 (Ahmad Muhtarom). 
 
Kontributor: M Farid
Editor: Abdul Muiz