Daerah

Atasi Dampak Corona, UPZIS NU Care di Jember Santuni Yatama

Sen, 31 Agustus 2020 | 15:30 WIB

Atasi Dampak Corona, UPZIS NU Care di Jember Santuni Yatama

Suasana pembagian santunan kepada yatama dan duafa oleh UPZIS NU Care Silo Jember. (Foto: Dok. UPZIS NU Care Silo)

Jember, NU Online 
Yatama (anak-anak yatim) dan duafa merupakan elemen masyarakat yang mesti dipikirkan keberadaannya. Apalagi di masa pandemi Corona. Bukan soal bahaya wabahnya, tapi terkait dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan virus tersebut. Sebab, dampak Corona cukup menyusahkan ekonomi masyarakat, termasuk anak yatim dan duafa.


Itulah sebabnya, Unit Pengelola Zakat Infaq Sedekah (UPZIS) NU Care-LAZISNU Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur terus menebar manfaat bagi yatama dan duafa seperti yang dilakukan Senin (31/8) malam.


Melalui acara yang dikemas dengan Shalawat Bersama di Desa Sumberjati, UPZIS NU Care-LAZISNU MWCNU Silo membagikan santunan untuk 75 anak yatim dan 25 duafa. Masing-masing mendapatkan santunan beras 5 kilogram dan uang Rp50.000,-


“Semoga bermanfaat dan memberi kebahagiaan kepada mereka,” ujar Ketua UPZIS NU Care-LAZISNU MWCNU Silo H Faisol Taufiqurrahman di sela acara.


Menurut H Faisol, sapaan akrabnya, santunan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi beban hidup mereka di masa pandemi Corona. Sebab, hidup harus terus berjalan. Sementara di sisi lain, roda ekonomi berputar cukup lambat. “Maka, adanya santunan cukup mereka harapkan,” jelasnya.


Sekedar diketahui, sejak tahun lalu, MWCNU Silo memproduksi beras dengan merk ‘Beras Nusantara’. Sejak diluncurkan, beras produksi lokal itu mendapat sambutan luar biasa dari warga. Permintaan pasar melebihi ekspektasi. Bahkan, saat ini setiap bulan memproduksi 50 ton beras. 


Menurut Ketua MWCNU Silo, H Fauzan, keputusan untuk memproduksi beras dilandasi oleh keinginan untuk membantu petani melalui pembelian gabah dengan harga yang wajar. Sebab, ketika panen besar sering kali terjadi harga gabah turun, apalagi musim penghujan, misalnya. 


“Jadi, kami patungan dengan beberapa pengusaha selep dan pengurus, mencoba membantu petani sekaligus membangun usaha produksi beras,” ungkap H Fauzan.


Ia menegaskan, saat ini petani serba repot. Betapa tidak, biaya tanam padi semakin mahal. Salah satu komponennya adalah pupuk. Harga pupuk bersubsidi, kata dia, naik cukup tinggi. Harganya mencapai Rp300.000,- perkwintal.


“Memang harga tersebut sudah termasuk harga pupuk paketan seberat 15 kilogram untuk setiap satu kwintal pupuk (urea) bersubsidi. Tapi kok sampai semahal itu. itupun sulit dapatnya. Sedangkan harga gabah hanya Rp450 ribu perkwintal,” keluhnya.


Oleh karena itu, lanjut H Fauzan, MWCNU Silo mencoba bangkit bersama petani dengan memproduksi Beras Nusantara.


“Alhamdulillah, semoga lancar terus. Sebagian rezeki untuk santunan anak yatim dan duafa juga berasal dari usaha beras ini. Kami kerja sama dengan UPZIS LAZISNU. Semoga terus lancar berkat doa anak yatim dan duafa,” harapnya.


Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Musthofa Asrori