Daerah

Bagaimana Memajukan NU di Ibu Kota Nusantara? Ini Pandangan Prof Haris

Sel, 6 September 2022 | 08:00 WIB

Bagaimana Memajukan NU di Ibu Kota Nusantara? Ini Pandangan Prof Haris

Pertemuan MWCNU Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim, Sabtu (3/9/2022) (Foto: istimewa)

Penajem Paser Utara, NU Online

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur, Prof M Noor Harisudin memberikan pandangan bagaimana memajukan masa depan Nahdlatul Ulama (NU) di Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini menurutunya penting, usai penetapan IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.


Menurut Prof Haris, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) IKN atau MWCNU Sepaku harus selalu meng-upgrade segala hal, baik dalam segi pengetahuan maupun bidang lainnya. MWCNU IKN kini tidak bisa disamakan dengan MWCNU pada tahun-tahun sebelumnya. Akan ada banyak perubahan yang terjadi dan MWCNU IKN harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut. 


"Saya menyebutnya MWCNU yang urban, seperti di Jakarta dan Surabaya. Karena letaknya di urban, nantinya masalah-masalah yang timbul tidak lagi seperti masalah MWCNU atau PCNU di daerah atau desa," kata Prof saat  menghadiri undangan MWCNU Sepaku, Sabtu (3/9/2022) di kediaman Rais Syuriyah MWCNU Sepaku, Kiai Salim.


Menurut Prof Haris, karena masalahnya berbeda, cara memberikan solusi di MWCNU Sepaku juga berbeda. NU harus mengambil peran peran penting. Cara pertama menurutnya adalah menyiapkan SDM NU yang unggul.

 

"Anak-anak kader NU yang kuliah di luar negeri harus ada percepatan-percepatan. Kedua adalah penguatan kelembagaan," tegasnya.


"NU harus kuat, lembaganya kemudian para pemimpinnya adalah pemimpin fanatik yang kuat, dalam artian militan, mau berjuang dan berkhidmah untuk NU. Saya lihat ada Gedung MWCNU di sini. Sangat luar biasa," ujar Prof Haris pada kegiatan yang dihadiri puluhan orang yang terdiri dari pengurus MWCNU, pengurus Cabang NU, ranting NU setempat.


Berikutnya adalah keharusan pengurus NU untuk beradaptasi dengan dunia era digital 4.0. Prof. Haris berpesan bahwa pengurus NU harus melek digital dan teknologi. Kemudian, NU harus membuat data base pengurus-pengurus NU yang siap didistribusikan ke berbagai lini. 


"Pengurus maupun kader NU agar manfaatnya semakin besar untuk NU. Jadi saya kira seperti ini penting untuk penguatan NU di Ibu Kota Nusantara," imbuh Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Jawa Timur.


Kontributor: Erni Fitriani, M Irwan Zamroni Ali
Editor: Kendi Setiawan