Daerah

Bagian Jihad Kemanusiaan, PWNU Jakarta Gelar Donor Darah dan Plasma Konvalesen

Ahad, 12 September 2021 | 11:00 WIB

Bagian Jihad Kemanusiaan, PWNU Jakarta Gelar Donor Darah dan Plasma Konvalesen

Kegiatan donor darah yang diadakan PWNU DKI Jakarta, Sabtu (11/9/2021). (Foto: dok istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi DKI Jakarta kembali menyelenggarakan rangkaian Resolusi Jihad Kemanusiaan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kali ini PWNU DKI Jakarta memprakarsai Donor Darah dan Plasma Konvalesen bersama PMI DKI Jakarta yang didukung oleh Dirlantas Polri di Jakarta, Sabtu (11/9/2021).

 

Ketua Satgas Donor Darah dan Plasma Konvalesen KH Asyik Samsul Huda menyampaikan kegiatan yang ia nahkodai merupakan arahan Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Ma'arif. Menurutnya NU selalu memiliki semangat untuk terus di tengah tengah masyarakat.

 

Ia pun mengutip sebuah hadist, Khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Ia melaporkan, sebelumnya PWNU DKI berhasil menyelenggarakan NU peduli isoman dan sekarang PWNU DKI berhasil menyelenggarakan Donor Darah dan Plasma Konvalesen.

 

"Perputaran ekonomi dan ketahanan nasional berpusat di DKI jakarta. Maka di bawah kepemimpinan Doktor Kiai Samsul Ma'arif, kita  bersama sama berikhtiar menekan angka Covid-19 di DKI Jakarta," kata Kiai Asyik.

 

Pada kesempatan Ketua PWNU DKI Jakarta Doktor KH Samsul Ma'arif menyampaikan bahwa pihaknya telah menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan yang sudah dimulai sejak dua bulan yang lalu.

 

"Penyelenggaraan vaksinasi hingga sampai saat ini sudah dua puluh titik dan akan terus berjalan. Kita bekerja sama dengan TNI-Polri dengan pemerintah DKI Jakarta. Semua sudah hadir mulai dari Panglima, Kapolri, Wakapolri, Pangdam, Gubernur, Wakil Gubernur, Wali Kota," kata Kiai Samsul.

 

PWNU DKI juga telah memberikan bantuan kepada pasien isolasi mandiri di lima belas titik berupa makanan siap saji sebanyak 2400 makanan setiap harinya.

 

"Alhamdulillah kegiatan sosial keagamaan yang dilakukan NU selalu terlaksana dengan baik dengan didukung pemerintah," tuturnya. 

 

Ia bercerita, dulu KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 menggelorakan Semangat Resolusi Jihad. Orang-orang yang berdomisili 94 KM dari Surabaya wajib melakukan jihad dengan memberikan perlawanan kepada penjajah.

 

"Penjajahnya kelihatan, dengan senjata, tombak, bedil dan sebagainya. Saat ini kita sedang berperang melawan penjajah yang tidak kelihatan. Perlu kita lawan dengan senjata yakni tahlil dan wirid," pesannya.

 

Ia mengatakan PWNU hingga saat ini hingga tingkat ranting rutin menyelenggarakan doa dan istighosah meminta pertolongan kepada Allah swt untuk keselamatan masyarakat Jakarta.

 

Senjata kedua yakni dengan ikhtiar lahir, dengan vaksin, PWNU selalu menyampaikan bahwa vaksinasi adalah berobat. Menurut ulama berobat itu boleh, artinya orang sakit boleh berobat atau tidak. Tapi apabila penyakitnya menularkan dan merugikan orang lain, maka menjadi wajib.

 

Pendapat kedua adalah mutlak, berobat itu wajib. Perkara yg wajib tidak akan sempurna apabila tidak melakukan sesuatu maka perlu dilakukan sesuatu. Maka PWNU DKI mengajak semua pengurus hingga tingkat ranting dan semua sepakat bahwa wajib hukumnya melakukan vaksin.

 

"Insyaallah berjalan lancar NU bersama pemerintah dan TNI Polri akan terus berikhtiar memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Kiai Samsul.

 

"Kalau NU Jaya negara kita akan Jaya, kita butuh kader kader muda. Alhamdulillah dengan anak muda Indonesia hebat dengan anak muda NU hebat. NU hebat, Indonesia hebat, jakarta hebat," pungkasnya.

 

Editor: Kendi Setiawan