Daerah

Banjir 1 Meter Landa Desa Prampelan Demak, Warga Mulai Terserang Penyakit Kulit 

Rab, 4 Januari 2023 | 22:00 WIB

Banjir 1 Meter Landa Desa Prampelan Demak, Warga Mulai Terserang Penyakit Kulit 

Kondisi banjir di Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Ahad (1/1/2023). (Foto: Dokumentasi pribadi Luqman Hidayatullah)

Jakarta, NU Online

Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir setinggi satu meter sejak Jumat (30/12/2022) malam. Hal ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan luapan sungai yang mengelilingi desa tersebut.


"Ketinggian puncak banjir mencapai satu meter lebih," kata Luqman Hidayatullah (21), warga desa setempat kepada NU Online pada Rabu (4/1/2023).


Ketua Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PR IPNU) Prampelan itu menuturkan bahwa banyak warga desa tersebut yang mulai terserang penyakit kulit akibat banjir yang belum surut betul itu.


"Kondisi warga dari segi kesehatan banyak yang terkena penyakit air, seperti gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya," ujarnya.


Luqman juga mengatakan bahwa sampai saat ini asupan makanan masih seadanya dengan bantuan dari pemerintah desa.


Selain itu, banjir juga menghambat proses belajar mengajar karena ruang-ruang kelas yang terendam banjir sehingga tidak memungkinkan adanya aktivitas pendidikan.


"(Aktivitas) Pendidikan sementara diliburkan karena belum memungkinkan untuk KBM sekolahan juga terendam," katanya.


Aktivitas ibadah mereka juga terganggu akibat rumah, mushala, dan masjid juga terendam banjir. Karenanya, sejumlah warga berinisiatif shalat di atas meja di dalam masjid.


"Untuk ibadah, banyak mushala terendam. Untuk di masjid sendiri, karena terendam, masyarakat inisiatif memakai meja untuk dijadikan tempat shalat," terangnya.


Luqman menyampaikan bahwa Pemerintah telah melakukan tindakan seperti mengirimkan bantuan logistik dan menerjunkan tim dengan dibantu masyarakat untuk mengevakuasi warga yang perlu sakit, ibu hamil, anak-anak, serta lansia.


Kata Luqman, warga jug bergotong royong membersihkan sungai, serta membuat perahu getek dari batang pisang atau bambu untuk mengevakuasi barang-barang berharga seperti motor dan binatang ternak.


Sementara itu, beberapa masyarakat juga diinformasikan mengungsi karena kondisi rumah belum memungkinkan ditempati. Meskipun demikian, banyak pula yang masih bertahan. Di sana juga terdapat posko pengungsian bertempat di gelanggang olahraga dan balai desa.


Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Prampelan juga bergerak membantu warga yang menjadi korban banjir di sana dengan mengirimkan sejumlah logistik dan tenaga.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan