Daerah

Banser Melawi: Kami Bantu Warga Tidak Pilih-pilih

Sen, 21 September 2020 | 00:30 WIB

Banser Melawi: Kami Bantu Warga Tidak Pilih-pilih

Banser Melawi, Kalimantan Barat berjibaku bersih-bersih usai diterjang banjir (Foto: Dok Banser Melawi)

Melawi, NU Online

Kabar tentang santri Pesantren Syekh Zainuddin Nahdlatul Wathan di Jl KKLK Desa Tanjung Tengang, Kecamatan Nanga Pinoh sedang terjebak banjir. Banser bergerak cepat dan membaur dengan masyarakat, wali santri,  dan Komunitas Pasak Bumi serta Pecinta Alam Melawi (PALM)  membantu jalannya mengevakuasi para santri. 

 

"Nahdlatul Wathan memang bukan Nahdlatul Ulama, akan tetapi kami, Ansor-Banser bergerak atas nama kemanusiaan. Kami bantu warga tidak pilih-pilih, apalagi NW punya irisan yang sama dengan NU. Gus Dur juga selalu berziarah ke pendiri NW saat ke NTB," ujar Kasatkorcab Banser Melawi Mujahidun.

 

Bahkan lanjutnya, meski semua Banser Melawi telah bergerak, pihaknya  tetap menginstruksikan jajarannya untuk aktif dalam masa tanggap darurat bencana banjir di wilayah masing-masing. 

 

"Banser bersama beberapa potensi kebencanaan yang ada langsung mendirikan tenda penampungan, membuat MCK, instalasi listrik, dapur umum darurat dan menyediakan makan malam untuk para santri dan asatidznya. Selain itu, pada malam hari itu juga Banser berjaga-jaga di sekitar posko penampungan tersebut," kata Mujahidun memaparkan.

 

Ustadz Mahardin (60) warga Desa Tanjung Tengang yang menjadi salah satu pengurus Pesantren Syekh Zainuddin Nahdlatul Wathan pun bersyukur terhadap kepedulian Ansor-Banser yang bergerak tanpa membedakan status, agama, maupun organisasi. Murni atas nama kemanusiaan dan sesama bangsa Indonesia.

 

"Saya sangat berterimakasih kepada Banser dan kawan-kawan yang telah membantu kami untuk mengevakuasi para santri yang terjebak banjir ketempat yang aman serta membuatkan kami tempat tinggal sementara," tuturnya.

 

Disampaikan, curah hujan yang cukup tinggi terjadi di awal September mengakibatkan meluapnya air di daerah Hulu sungai Melawi, Kalimantan Barat yakni di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang dan Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi juga di daerah hulu sungai Pinoh yang ada di Kecamatan Tanah Pinoh dan Kecamatan Sayan. Dan Kabupaten Melawi pun dikepung banjir.

 

Bersama warga, Banser Melawi, Kalbar dirikan tenda darurat untuk tempat pengungsian (Foto: Banser Melawi)

 

Wakil Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Melawi Mohammad Sukarno kepada NU Online menjelaskan, banjir yang terjadi di Kabupaten Melawi akibat curah hujan yang cukup tinggi hingga berakibat meluapnya air sungai. 

 

"Puncaknya pada Sabtu malam (12/9) hujan deras mengguyur kota Nanga Pinoh sampai Ahad siang, 13 September. Akibatnya dalam satu malam ketinggian air di Kecamatan Nanga Pinoh dan Kecamatan Belimbing mencapai di atas 2 meter," kata Sukarno, Ahad (20/9).

 

Mendapat info tentang luapan air yang cukup tinggi, GP Ansor Melawi segera berkoordinasi dengan jajaran Barisan Ansor Serbaguna (Banser) selaku pasukan lapangan. Tanpa menunggu komando, Ansor Melawi sudah mendapatkan laporan aktivitas Banser membantu evakuasi anak dan lansia. 

 

"Banser Melawi langsung siaga di wilayah yang terdampak banjir dan langsung bergerak membantu masyarakat," terangnya.

 

Dalam waktu cukup singkat, warga sudah dievakuasi dan berada di shelter yang ada di Gedung SDN 06 dan SMPN 1 Nanga Pinoh serta di gedung serba guna milik Pemerintah Kabupaten Melawi. 

 

"Akan tetapi sebagian warga ada yang memilih bertahan di rumah, berharap air segera surut. Kita hanya mengajak, tidak bisa memaksa. Jadi yang bertahan tetap kita monitor," ujarnya.

 

Perlu diketahui, banjir yang terjadi di Melawi merupakan yang kedua kali di tahun 2020. Masyarakat yang bertahan di rumah karena berasumsi air segera surut ternyata harus kecewa karena faktanya hampir sepekan air masih merendam sepuluh kecamatan. 

 

"Yakni di Kecamatan Pinoh Selatan, Kecamatan Sayan, Kecamatan Sokan, Kecamatan Nanga Pingo, Kecamatan Pinoh Utara, Kecamatan Tanah Pinoh Barat, Kecamatan Tanah Pinoh, Kecamatan Menukung, Kecamatan Ella Hilir, dan Kecamatan Belimbing Hulu," ungkap Sukarno. 

 

Dikatakan, banjir kedua di tahun ini disebut banjir terparah yang terjadi dalam 12 tahun terakhir. Banjir hari pertama rata-rata mencapai dua meter. Sekarang memang hampir surut, tapi curah hujan masih ada. Sehari kemarin (Sabtu, 19/9) listrik padam hampir seharian. Masyarakat butuh pakaian ganti, selimut, bahan makanan, obat-obatan, perlengkapan mandi.

 

Tak tertinggal, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Melawi pun turut bergerak membantu masyarakat. Menggunakan perahu tambang, Banser membantu PCNU Melawi mendistribusikan bantuan makanan kepada warga di Dusun Pangkoh Desa Baru Kecamatan Nanga Pinoh. Mereka memberikan langsung dari rumah ke rumah kepada warga yang masih bertahan di rumah masing-masing.

 

"Banjir besar kali ini membuat banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan harta bendanya termasuk peralatan memasak," kata Sekretaris PCNU Melawi Shofiyullah yang kediamannya juga terendam air.

 

Lebih lanjut ia mengungkapkan, proses distribusi yang dilakukan oleh Ansor-Banser memakan waktu cukup lama karena terdapat beberapa daerah yang sulit dijangkau meski telah menggunakan perahu. Hal ini juga tak lepas dari air yang hampir merata membanjiri Melawi.

 

"Banjir kali ini cukup besar dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan lebih besar dari banjir terbesar tahun 2008 lalu," ujarnya.

 

Shofiyullah berharap masyarakat tetap bersabar menghadapi musibah tersebut sembari berdoa semoga banjir segera surut dan warga bisa kembali beraktivitas sebagaimana biasa. 

 

"Sebagai umat Islam tentu kita hanya bisa berusaha membantu mereka, dan juga mengingatkan bahwa semua ini ujian dari Allah SWT. Apapun yang terjadi saat ini, kita tetap harus bersabar dan berprasangka baik terhadap takdir Allah," pungkasnya. 

 

Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz