Daerah

Berbagi Seribu Puding, Cara PMII Kota Pontianak Meriahkan Hari Ibu

Sen, 24 Desember 2018 | 03:30 WIB

 Pontianak, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IAIN Pontianak, Cabang Pontianak Raya dan Korps PMII Putri (Kopri) setempat mengadakan pembagian seribu puding. Kegiatan dalam rangka memperingati hari ibu dan berlangsung di jalur car free day serta sekitar stadion Sultan Syarif Abdurrahman, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Ahad (23/12). 

“Kegiatan digelar sebagai salah satu bentuk kepedulian dan rasa terima kasih kader PMII terhadap sosok ibu dan pahlawan perempuan di Indonesia, serta peran penting mereka dalam memajukan Indonesia,” kata Tiara Sari. 

Sasaran utama aksi pembagian seribu puding sebagai bentuk cinta terhadap ibu. “Kami berikan kepada para ibu yang sedang olahraga maupun jalan santai bersama keluarga dan berjualan di sekitar stadion,” ungkap Ketua Komisariat PMII IAIN Pontianak ini.

Pembagian seribu puding diharapkan bisa membuat semua elemen masyarakat terutama generasi muda senantiasa berbakti dan penuh cinta kasih. “Khususnya kepada sosok ibu yang telah membesarkan dengan penuh cinta tanpa mengenal lelah,” terangnya. 

Kegiatan juga bertujuan membangkitkan semangat dan penghayatan para generasi muda. “Yakni terhadap perjuangan pahlawan perempuan dalam meningkatkan hak para perempuan terutama di bidang pendidikan, agar nilai luhur dalam sejarah kebangkitan wanita bisa diingat sepanjang masa,” jelasnya. 

Peringatan hari ibu di Indonesia yang diperingati setiap 22 Desember dimulai sejak tahun 1938 M yang bertepatan dengan Kongres Perikatan Perempuan Indonesia di Bandung dan dihadiri puluhan organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. 

“Organisasi wanita ini  terinspirasi pahlawan perempuan Indonesia pada abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan sebagainya,” terangnya.

Hari ibu di negara lain biasanya diperingati memanjakan ibu yang telah bekerja mengurus rumah tangga setiap hari tanpa mengenal waktu dan lelah. “Sementara di Indonesia, momen ini ditujukan menandai emansipasi perempuan dan keterlibatan dalam perjuangan kemerdekaan,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)