Daerah

Berdoa untuk Mbah Moen Berharap Tumpahan Barokahnya

Sel, 13 Agustus 2019 | 01:30 WIB

Berdoa untuk Mbah Moen Berharap Tumpahan Barokahnya

Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember, H Nurul Ghufron nomor dua dari kiri (saat bersama-sama melantunkan ‘Ya ahlal wathon’ sebelum tahlilan)

 

Jember, NU Online

Sejak wafat seminggu yang lalu, kepergian KH Maimoen Zubair ke alam barzah tak pernah kering dari lantunan doa, baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim. Pembacaan tahlil dan surah Yasin untuk sang kiai terus menggema di seantreo Nusantara, bahkan mancanegara. Namun tidak perlu heran, Mbah Maimoen adalah sosok kiai yang alim dan memberi banyak manfaat selama hidupnya.

 

“Memang banyak yang berdoa untuk beliau, karena kita mengharap tumpahan barokahnya. Sebab kalau orang alim kita doakan, maka manfaatnya kembali kepada kita. Dan kita berharap almarhum Mbah Maimoen seperti itu,” tukas Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember, H Nurul Ghufron saat memberikan sambutan dalam Doa Bersama Lintas Agama untuk 7 Hari Wafatnya KH Maimoen Zubair di aula FH Univesitas Jember, Senin (12/8) malam.

 

Menurut H Ghufron, Mbah Moen adalah sosok pengayom, tidak hanya bagi umat Islam tapi juga bagi non Muslim. Pikiran-pikirannya mencerminkan perlakuan yang sama terhadap semua agama dan penganutnya. Ceramah-ceramahnya menyiramkan kesejukan dan perdamaian. Karena itu, tidak heran jika tak hanya umat Islam yang merasa kehilangan Mbah Moen tapi non Muslim juga merasakan hal yang sama.

 

“Kalangan non Muslim juga merasa kehilangan beliau, bahkan memberikan penghormatan juga. Itu karena sikap dan pemikiran Mbah Moen sangat moderat dan menjunjung tinggi toleransi. Sebuah sikap khas ulama NU,” tambahnya.

 

Di tempat yang sama, Ketua Pimpinan Cabang IPNU Jember, Ardi Wiranata menegaskan bahwa doa bersama tersebut merupakan inisiatif dari beragam oganisasi kepemudaan lintas agama seperti IPNU-IPPNU, Forum Sila Emas, Peace Leader Indonesia, NU Back Packer, dan AZKA.

 

“Mereka ingin tahlilan untuk Mbah Moen sekaligus mengenang jasa-jasa beliau. Beliau bukan cuma milik NU dan umat Islam tapi juga milik bangsa, milik semua masyarakat,” ujarnya.

 

Doa bersama yang dihadiri oleh tokoh lintas agama dan mahasiswa lintas agama tersebut berjalan cukup khidmah.

 

Pewarta : Aryudi AR