Daerah

Bermula Hobi, LTNNU Sumenep Buat Film Animasi sebagai Dakwah Masa Kini

Rab, 27 Desember 2023 | 20:00 WIB

Bermula Hobi, LTNNU Sumenep Buat Film Animasi sebagai Dakwah Masa Kini

Ilustrasi Film Animasi LTNNU Sumenep. (Foto: LTNNU Sumenep)

Sumenep, NU Online

Lembaga Ta'lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep resmi meluncurkan film animasi yang perdana melalui kanal YouTube NU Kids Sumenep. Film yang menceritakan awal mula berdirinya NU mendapat apresiasi dari kalangan masyayikh, termasuk dzurriyah muassis NU.

Pengelola NU Kids Sumenep Lora Ahmad Herzi menceritakan, dibuatnya kanal baru lantaran konten animasi yang pernah ditayangkan di TVNU Sumenep bercampur aduk dengan konten lainnya, seperti pengajian, film pendek, dan kegiatan ke-NU-an lainnya. Oleh karenanya, atas restu Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan hasil musyawarah internal dengan pengurus LTNNU Sumenep, kanal ini dibuat untuk konten animasi saja.

"Bermula sang animator Lujayn Duroy yang memiliki channel yang tidak dipakai dengan jumlah 68,6 ribu subscribers. Sempat ada orang yang ingin membeli kanal itu dengan nominal yang lumayan besar. Ketimbang dijadikan uang, maka mas Lujayn menghibahkannya untuk perjuangan dakwah animasi melalui wadah LTNNU," ujarnya kepada NU Online, Ahad (24/12/2023). 

Ditayangkan film animasi, lanjutnya, bermula dari hobi. Dikisahkan, ayahnya sering kali mengarahkan untuk aktif di Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU). Berhubung latar belakang hobinya di bidang multimedia dan animasi, Lora Herzi menyalurkan bakatnya lewat pengabdian di bidang dakwah digital.

Selain itu, film ini diproduksi berangkat dari kekhawatiran. Pasalnya film animasi banyak peminatnya, mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa, terlebih anak-anak yang secara psikis kerap kali menirukan apa yang mereka lihat di layar kaca. Jadi, sasaran utama film animasi adalah anak-anak, karena anak ibarat kertas putih yang rentan terkena bercak warna.

"Kita tahu banyak film animasi yang diproduksi oleh perusahaan besar. Namun sampai detik ini belum ada film animasi ke-NU-an. Kendati belum sempurna, kami memproduksinya untuk edukasi kepada khalayak," tutur alumni Pondok Pesantren Al-Falah Ploso ini.

Ketua Bidang IT TVNU Sumenep ini menjelaskan, film ini dibuat lantara melihat ceramah KHR Azaim Ibrohimy Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo. Pada salah satu penggalan ceramahnya, Kiai Azaim mengajak kepada kreator animasi tokoh-tokoh yang berangkat dari sejarah. 

"Lahirkan Si Pitung modern, Sakera modern. Justru yang pandai membuat bukan dari kalangan santri, tapi orang Sulawesi yang membuat komik tokohnya KHR As'ad Syamsul Arifin," ucapnya sembari menirukan dawuh Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu.

Ia menceritakan awal mula majunya sepak bola Jepang, karena dipengaruhi animasi. Serial Captain Tsubasa banyak memotivasi anak untuk berbenah dan memperbaiki kualitas sepak bola. Kini, sepak bola Negeri Matahari Terbit itu menjadi langganan Piala Dunia dan mampu mengalahkan tim kesebelasan Eropa.

"Banyak pemain kelas dunia di era 1997-an mengidolakan Roberto Baggio atau Ronaldo Nazario. Berbeda dengan Jepang di era 1997 Hidetoshi Nakata. Saat ditanya idolanya, lucunya ia menjawab Captain Tsubasa," ucapnya sambil terkekeh-kekeh.

Lora Herzi menarik kesimpulan bahwa fokus NU Kids adalah dakwah NU dan Aswaja di bumi Nusantara. Untuk konten selanjutnya, kata lora Herzi, ia merencakan untuk memperbanyak konten sejarah ke-NU-an, sejarah Wali Songo, serta serial anak yang membahas tentang lingkungan, shalat, zakat, puasa, dan sebagainya.

"Banyak orang yang berperan di balik layar, termasuk di PCNU dan LTNNU, khususnya kader yang ada di dalam keredaksian pcnusumenep.or.id dan TVNU Sumenep. Kami hanya melaksanakan program LTNNU programkan. Namun pemeran utamanya adalah Lujayn Duroy yang berperan sebagai animatornya. Jadi, PCNU selalu mensupport termasuk LTNNU sebagai penangung jawab yang mensupport dari berbagai sisi, seperti peralatan meskipun tidak semuanya," ungkapnya. 

Di tempat yang berbeda, dzurriyah Syaikhona Muhammad Lora Muhammad Nasrullah mengapresiasi dakwah LTNNU Sumenep karena belum ada film animasi yang membahas tentang sejarah ke-NU-an.

"Kami berharap, puzzle-puzzle sejarah NU harus disatukan dalam film animasi. Misalnya, sejarah diresmikannya nama NU, pembuatan lambang NU, berkumpulnya ulama di Bangkalan, siasat Mbah Kholil mengelabuhi penjajah dan sebagainya," harapnya. 

Proses pembuatan film animasi

Lora Herzi menjelaskan, proses pembuatan film animasi tergantung dari banyaknya narasi yang ditulis oleh tim. Jika narasinya banyak (lebih dari 5 menit), maka bisa memakan waktu 5 hari sampai 1 pekan. Sebaliknya jika sedikit, bisa diproduksi dengan durasi 2 menit sampai 3 hari. Untuk konten animasi yang ia tayangkan, rata-rata berdurasi 5 sampai 10 menit.

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qarorul Makien Prenduan ini menjelaskan, proses pembuatan lumayan rumit. Mulai dari pemilihan karakter, backsoud hingga background video. Oleh karenanya ia mengajak kepada semua pihak di lingkungan NU untuk mendukung sehingga visi kanal NU Kids dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Dirinya menegaskan, film animasi di NU Kids tentu berbeda dengan film animasi Detektif Conan, Doraemon dan sejenisnya yang diproduksi oleh perusahaan besar. Ia menegaskan, yang menjadi pembeda adalah kualitas yang alur ceritanya mengikuti tren kekinian. 

"Dari segi kualitas jauh dengan film animasi yang tayang di televisi. Karena dilengkapi peralatan canggih, SDM yang mumpuni. Sedangkan kami, dubber merangkap jabatan sebagai penulis naskah. Juga alat kami masih seadanya. Kendati demikian, kami akan menjaga kualitas karena yang kami produksi sudah 3D," tandasnya.