Nasional HARI SANTRI 2023

Pengumuman, Ini 3 Peserta Terbaik Lomba Film Pendek Hari Santri 2023

Sab, 21 Oktober 2023 | 07:30 WIB

Pengumuman, Ini 3 Peserta Terbaik Lomba Film Pendek Hari Santri 2023

Logo Hari Santri 2023. (Foto: Kemenag)

Surabaya, NU Online

Setelah melewati proses penilaian ketat dewan juri, Lomba Film Pendek Hari Santri 2023 yang digelar Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) akhirnya telah memutuskan pemenangnya. Penjurian film pendek ini dilakukan pada Jumat, (20/10/2023) dari pagi sampai malam.


Ulun Nuha selaku panitia lomba mengatakan, para pemenang akan mendapat hadiah berbentuk uang pembinaan, trofi, dan sertifikat. Meski sudah ada pemenangnya, pihaknya memutuskan baru mengumumkan tiga terbaik. Ketiga peserta terbaik itu akan diundang ke Surabaya untuk mengikuti resepsi puncak Hari Santri 21-22 Oktober 2023.

 

"Dan pengumuman juara 1 sampai juara 3 itu nanti di resepsi puncak Hari Santri di Surabaya,” ujarnya. 


Ketiga film pendek terbaik itu, berdasarkan nomor urut yang masuk ke panitia, masing-masing adalah sebagai berikut:

 
  1. “Santri Anyaran” karya Qowiyul Azam (No. 26) dengan judul dari Ma’hadul ‘Ulumsy Syari’ah Yanbu’ul Qur’an Kudus, Jawa Tengah.
  2. “Santri Out Of The Box” karya Zidron Abdullah (No. 42) dari Pondok Pesantren Darunnajah Kepil Wonosobo Jawa Tengah.
  3. “Memory dan Luka” karya Siti Zahwa (No. 59) dari Madrasah Aliyah Al-Shohwah Cirebon, Jawa Barat. 


“Selamat untuk semuanya, ini membuktikan bahwa santri bisa apa saja. Ini bagian dari ekspresi dan juga passion seni para santri,” ungkap Nuha. 


Vedy Santoso selaku dewan juri mengatakan, lomba film pendek ini merupakan langkah awal yang baik untuk terus berkarya. Ia berharap ke depan peserta bisa memperbaiki teknik storytelling atau bercerita menggunakan media audio-visual.

 

"Untuk yang belum juara tetap semangat dan juga terus berkarya," ucapnya, memberi semangat.


Terkait dengan penjurian 70 film yang masuk ke panitia kali ini, ia menilai bahwa suatu karya terkadang memiliki kelebihan di satu sisi, namun terdapat kekurangan di sisi lain. “Meski bagus, tetapi kalau tidak sesuai dengan kriteria dari panitia, tetap tak kita loloskan,” katanya. 


Sutradara muda itu juga memberi catatan penting untuk semua peserta, bahwa secara sederhana film adalah media perekat perasan. Menyampaikan pesan melalui film, lanjut Vedy, tidak seperti berceramah atau berbicara secara verbal semata.


"Pesan dalam film perlu dibangun melalui cerita, dengan cara mengajak penonton untuk merasakan konflik yang dialami oleh karakter atau tokoh dalam film ketika dihadapi oleh sebuah persoalan. Sehingga ketika tokoh dalam film mengambil sebuah keputusan dapat dipahami sekaligus juga dirasakan oleh penonton, di situlah letak pesan disisipkan,” ujar Vedi.


Sedangkan juri lainnya, Iwan Rs, mengatakan bahwa secara keseluruhan peserta lomba film pendek ini mempunyai ide dan gagasan unik, hanya saja di tingkatan eksekusi santri perlu dibekali untuk pengembangan teknik bagaimana sebuah film diproduksi.  


Sutradara dan penulis naskah itu berharap, lomba film pendek Hari Santri yang diadakan RMINU ini ada tindak lanjut pendampingan seperti workshop atau edukasi. “Mengingat hari ini film atau media digital merupakan kebutuhan zaman yang tidak boleh dianggap remeh perannya, dan sebegitu masifnya. Dan santri mestinya harus menguasai media sosial untuk menyampaikan perannya sebagai penyambung lidah agama,” pungkas Iwan.