Daerah

Bondowoso Terapkan Normal Baru, Ini Harapan Tokoh Ansor Jawa Timur

Rab, 10 Juni 2020 | 12:30 WIB

Bondowoso Terapkan Normal Baru, Ini Harapan Tokoh Ansor Jawa Timur

Wakil Bendahara PW Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Muzammil (berdiri) dalam sebuah acara di Bondowoso sebelum darurat Covid-19. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Bondowoso, NU Online
Penerapan kenormalan baru perlu hati-hati. Sebab jika tidak, bisa-bisa menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19.  Semua kalangan harus saling bersinergi dan mendukung agar penyebaran virus dapat dikendalikan. Pada saat yang sama, akan tercipta tatanan yang sangat diharapkan.

 

Pesan ini disampaikan mantan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bondowoso, Jawa Timur, Muzammil menyikapi niat pemerintah setempat untuk menerapkan kenormalan baru di kota tape tersebut.


Menurut Wakil Bendahara Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Timur itu, penerapan kenormalan baru harus didahului dengan sosialisasi atau peningkatan kesadaran warga setempat untuk mematuhi protokol kesehatan. Sebab jika tidak, kenormalan baru akan menjadi bumerang bagi upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang selama ini telah dilakukan oleh semua kalangan.


“Hati-hati untuk menerapkan new normal. Ini bukan sekadar ingin menormalisasi kehidupan masyarakat, tapi pada saat yang sama juga ingin terus memerangi Covid-19,” jelasnya kepada NU Online di Bondowoso, Rabu (10/6).


Muzammil menambahkan, secara umum masyarakat Bondowoso, terutama yang  hidup di desa, kedisplinannya dalam mematuhi protokol kesehatan masih kurang. Hal ini terbukti saat mereka keluar rumah, banyak sekali yang tidak memakai  masker, apalagi mencuci tangan dengan sabun, dan sebagainya.


“Karena itu, jika kenormalan baru diterapkan, maka mematuhi protokol kesehatan adalah suatu kewajiban,” jelasnya.


Hal serupa juga dungkapkan oleh pengurus Majelis Dzikir Shalawat Rijalul Ansor Jawa Timur, Junaidi. Menurutnya, sesungguhnya masyarakat sangat mengharapkan penerapan kenormalan baru. Sebab, sudah cukup lama mereka hidup dalam ‘ketidak normalan’ setelah Covid-19 menghunjam Indonesia. Karenanya, jika kenormalan baru diberlakukan, tentu akan memberikan kebahagiaan bagi masyarakat, karena selain ruang gerak lebih luas, sektor ekonomi juga bisa jalan.


“Yang paling penting dari pembelakuan new normal adalah menggeliatnya kembali sektor ekonomi,” ucapnya.


Mantan Ketua Majelis Dzikir Shalawat Rijalul Ansor Bondowoso itu menekankan pentingnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso untuk menormalkan kembali sektor ekonomi dan hal lain yang menjadi hajat hidup orang banyak. Ketika roda ekonomi terhambat, maka sangat rawan menimbulkan tindakan kriminal. Sebab, orang yang kekurangan, dan di sisi lain lahan pekerjaan dibatasi, atau bahkan ditutup, maka kemungkinan tergoda untuk menghalalkan segala cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sangat terbuka.


“Mudah-mudahan itu tidak terjadi, dan  Bondowoso aman-aman saja, meskipun perlu diantisipasi oleh pemerintah setempat,” jelasnya.


Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten Bondowoso, Syaifullah menyatakan keinginannya untuk menerapkan kenormalan baru dalam waktu dekat. Ia mengaku sudah mempersiapkan segala sesuatunya guna memberlakukan kenormalan baru, baik di bidang pendidikan, pariwisata dan perdagangan seperti di pasar, dan sebagainya.


“Sekali lagi kita melihat kondisi rill di masyarakat, mereka harus sadar dengan kondisi Covid-19,” ujarnya.


Hingga Rabu (10/6), angka pasien yang positif Covid-19 di kota tape ini jika dibandingkan dengan daerah lain tergolong kecil, yaitu 19 orang, sembuh 5 orang tanpa ada yang meninggal dunia. Jember, 66 orang positif Covid-19, sembuh 13 orang, dan meninggal dunia 3 orang. Lumajang, 47 orang positif Covid-19, sembuh 28 orang, dan meninggal dunia 4 orang. Situbondo, 68 orang positif Covid-19, sembuh 11 orang, dan meniggal dunia 5 orang. Sedangkan Banyuwangi, 11 orang positif Covid-19, sembuh 5 orang, dan meninggal dunia 1 orang.


Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi