Daerah

Cara Kiai Kampung Lakukan Kaderisasi

NU Online  ·  Kamis, 27 Februari 2014 | 10:01 WIB

Sukoharjo, NU Online
Bukan hanya kepengurusan di tingkat tinggi yang harus melakukan kaderisasi, namun kiai kampung juga perlu menyiapkan generasi penerus guna menjaga dan meneruskan pondasi nilai-nilai ke-NU-an yang selama ini sudah tertanam dan hidup di masyarakat setempat.
<>
Kiai Sumadi adalah salah satu sosok kiai kampung yang getol melakukan kaderisasi. Kiai sederhana yang tinggal di Kampung Wirorejan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut sudah puluhan tahun menjadi pengurus NU dan saat ini telah menjadi sesepuh desa setempat.

Kartasura merupakan kota kecil yang lengkap dengan segala fasilitas dan pilihan hidup di dalamnya. Tak jarang banyak para perantau berdatangan. Kiai Sumadi sebagai penduduk asli pun tak segan mengamati para perantau. Jika ada salah satu di antara mereka yang punya pondasi agama kuat atau minimal alumni pesantren dan bisa baca kitab kuning, kiai Sumadi pun tak segan untuk menemui ke kontrakan atau kost tempat perantau tersebut tinggal.

“Jika saya mendengar atau tahu ada pendatang yang alumni pesantren NU serta mumpuni, saya dekati dan saya minta hadir dalam acara rutinan yang sudah berjalan di desa ini. Dan di awal ia mengikuti kegiatan tersebut saya perkenalkan kepada semua jama’ah bahwa ada penduduk baru dan anggota baru yang akan ikut mengamalkan NU,” ujar Kiai Sumadi saat dihubungi NU Online. Kamis, (27/2).

Usai perkenalan, lanjut Kiai yang pernah menjadi pengurus Barisan Ansor Serbaguna (Banser) tahun 60-an tersebut, pada pertemuan selanjutnya ia minta pendatang itu untuk mengisi taushiyah. 

“Bukannya saya tidak bisa mengisi taushiyah namun itu sebagai sarana kaderisasi dengan memberi kesempatan kepada yang lebih muda untuk bisa menjadi panutan masyarakat mulai dari saat ini,” imbuhnya.

Bahkan tak jarang Kiai Sumadi mencarikan pekerjaan bagi pendatang tadi, agar bisa istiqamah dan betah tinggal di desa tersebut sehingga menetap menjadi warga Desa Wirorejan.

Tidak ada kata besok dan besok untuk kaderisasi, desa ini ibarat kapal yang penduduknya diibaratkan sebagai penumpang, sedangkan perjalanan itu masih panjang nahkoda-nahkoda cadangan satu pemahaman harus disiapkan agar tidak mudah terombang-ambing atau bahkan berpindah ke kapal lain.

Upaya kaderisasi dari Kiai Sumadi pun saat ini telah membuahkan hasil, ia berhasil merekrut beberapa alumni pesatren seperti Ustadz Deden dari Bandung Jawa Barat dan Ustadz Asep dari Cianjur Jawa Barat. (Ahmad Rosyidi/Mahbib)