Cara MINU Walisongo Kenalkan Lingkungan Biotik-Abiotik kepada Anak
NU Online · Selasa, 4 Februari 2014 | 05:30 WIB
Bojonegoro, NU Online
Suasana ramai tampak di halaman Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Walisongo Sumberrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (3/2) pagi. Sejumlah bus memberangkatkan 70 siswa, 70 ibu-ibu parenting class, dan 6 guru pendamping ke beberapa tempat di Kota Ledre itu.
<>
Para siswa tersebut tengah mengikuti program pembelajaran kontekstual MINU Walisongo melalui pengenalan lebih dekat dengan lingkungan biotik dan abiotik yang tidak mereka peroleh di kelas. Program yang masuk materi ilmu pengetahuan alam (IPA) ini melibatkan 5 rombongan belajar (rombel).
Kunjungan pertama rombongan ini adalah terminal Rajekwesi Bojonegoro. Peserta didik menerima banyak pemahaman dari pihak dinas perhubungan (Dishub) tentang berbagai jenis tumbuhan penyerap asap karbon yang dikeluarkan bermacam kendaraan umum, seperti bus, elf angkutan umum, becak motor, sepeda motor, dan lain sebagainya. Selain itu, anak-anak juga memperoleh kesempatan mencoba kendaraan lintas propinsi yang difasilitasi Dishub.
Selanjutnya anak-anak diajak ke arena satwa yang terletak di Jalan Veteran Bojonegoro. Mereka dikenalkan dengan aneka satwa jinak mulai dari ikan lumba-lumba, beruang madu, burung nuri, sampai berang-berang. Para siswa dididik untuk semakin kritis dalam menemukan jawaban melalui pengalaman konkret di lapangan.
”Semoga kegiatan ini mampu memunculkan daya kreatif dan imajitif anak sehingga bahan informasi anak tidak tersentralisasi kepada dewan guru,” kata Ahsanul Amilin, bagian Kurikulum madrasah miliki MWC NU Sumberrejo tersebut.
Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB ini sedianya berakhir pukul 12.00 WIB. Namun, mengingat antusiasme siswa MINU Walisongo yang tinggi, perjalanan berlanjut ke sebuah kebun organik di wilayah Bojonegoro. Para siswa belajar dan menyaksikan langsung cara para petani menanam dan memanen tumbuhan di sana.
“Seru sekali… Bisa menanam kentang, pak taninya juga baik,” kelakar Nazwa salah satu siswa.
Kepala MINU Walisongo Sumberrejo Maryanto mengatakan, serangkaian perjalanan ini untuk memberi mengenalkan pelajaran kepada peserta didik menurut sumber aslinya. “Mereka kami harapkan semakin kreatif dan kritis dalam berfikir,” tutupnya kepala sekolah madrasah berlantai dua tersebut. (Satria Amilina/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
5
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
6
Buka Workshop Jurnalistik Filantropi, Savic Ali Ajak Jurnalis Muda Teladani KH Mahfudz Siddiq
Terkini
Lihat Semua