Daerah

Cegah Bunuh Diri, Jangan Sepelekan Persoalan Kesehatan Mental

Rab, 11 Oktober 2023 | 23:30 WIB

Cegah Bunuh Diri, Jangan Sepelekan Persoalan Kesehatan Mental

Ilustrasi (Freepik)

Sumenep, NU Online
Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Cabang Sumenep, Kiai Zamzami Sabiq Hamid mengajak masyarakat agar tidak menyepelekan masalah kesehatan mental. Persoalan kesehatan mental yang buruk menjadi salah satu penyebab bunuh diri. 


Menurutnya, jika seseorang dihadapkan dengan masalah, harus dihadapi masalah tersebut dengan pikiran positif dan mulai perlahan menyelesaikannya. "Jika tidak memungkinkan maka mintalah bantuan orang-orang terdekat atau profesional," ucapnya kepada NU Online dalam momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia, Selasa (10/10/2023).

 

Dirinya menyebutkan, ada beberapa indikator yang harus diwaspadai terkait kasus bunuh diri, yaitu:

  1. Sering membicarakan tentang bunuh diri, menyakiti diri sendiri dan kematian
  2. Perasaan sedih dan moody ekstrem
  3. Perasaan tidak berharga dan merasa terisolasi dari lingkungan
  4. Memiliki gangguan tidur yang berat
  5. Adanya perubahan sikap dan kepribadian secara drastis
  6. Mencari cara untuk melukai diri sendiri.
 

"Masih banyak di antara kita yang abai terhadap masalah kesehatan mental, sehingga tak sedikit di antara kita yang akhirnya memiliki gangguan kesehatan mental," ujarnya.

 

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Sumenep ini memberikan tips khusus guna mencegah bunuh diri, yaitu

  1. Lebih peka terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar. Jika ada yang membutuhkan bantuan maka bantulah
  2. Menjadi pendengar yang baik dari permasalahan yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar
  3. Membantu untuk menyelesaikan masalahnya sesuai kemampuan kita
  4. Hubungi psikolog atau profesional jika memang dibutuhkan
  5. Dampingi dan jauhkan dari hal-hal yang memungkinkan untuk bunuh diri.
 

Sejarah lahirnya Hari Kesehatan Mental
Kiai Zamzami menjelaskan, Hari Kesehatan Mental Sedunia atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia jadi ajang peringatan tahunan yang jatuh setiap 10 Oktober. Peringatan ini diciptakan dan diasosiasikan langsung oleh lembaga kesehatan dunia bernama World Federation of Mental Health (WFMH). 


Sejak masalah kesehatan mental muncul di berbagai negara, lanjutnya, WFMH tahu bahwa mereka perlu bertindak dalam skala global untuk menyelesaikan krisis tersebut. Maka dari itu, Hari Kesehatan Mental Sedunia dibentuk pada 1992 melalui itikad baik WFMH yang dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal saat itu bernama Richard Hunter.

 

"Tujuannya utama mereka adalah mengadvokasi dan mensosialisasikan tentang kesehatan mental secara keseluruhan," tutur Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto, Sumenep ini.


Dia menerangkan, kampanye ini dimulai dari siaran televisi yang berlangsung selama dua jam di seluruh dunia saat tiga tahun pertama peresmiannya. Siaran tersebut berisi penayangan pesan-pesan secara visual yang bersifat kemanusiaan untuk memberikan penjelasan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental manusia.

 

"Salah satu hal penting yang harus dijaga adalah kesehatan mental. Mari mulai lebih peduli terhadap kesehatan mental kita dan orang-orang di sekitar kita. Selamat Hari Kesehatan Mental. Semoga kita semua tetap sehat dan bahagia," tandasnya.