Daerah

Cerita Dua TKI Malaysia, Rela Tak Ketemu Anak Istri Demi Ikuti Masa Isolasi Covid-19

Sen, 6 April 2020 | 12:15 WIB

Cerita Dua TKI Malaysia, Rela Tak Ketemu Anak Istri Demi Ikuti Masa Isolasi Covid-19

Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo (dua dari kiri) saat temui 2 TKI asal Kendal yang baru pulang dari rantau (Foto: Dok)

Kendal, NU Online 
Dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang merantau di Malaysia, Sakur (35) dan Anas Muhidin (24) telah menginjakkan kakinya di Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. 
 
Keduanya memutuskan untuk pulang kampung karena pandemi corona. Saat dikunjungi Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo, Sakur menceritakan perjalanan panjang keduanya untuk tiba di rumah. 
 
Dia bersama Anas pergi meninggalkan Negeri Jiran sejak 31 Maret lalu, keduanya harus menjalani isolasi selama tiga hari di Batam untuk kemudian dinyatakan sehat dan diperbolehkan terbang ke Yogyakarta.
 
"Setelah tiga hari di Batam, kami kemudian terbang ke Yogyakarta dan baru tiba di rumah ini dua hari lalu. Langsung kami didata dan dicek kesehatannya. Setelah itu kami isolasi di rumah," kata Sakur saat ditemui Ganjar di rumahnya, Ahad (5/4).
 
Diceritakan, keduanya harus melewati beberapa kali pengecekan hingga bisa melihat kembali keluarganya di desa. Namun, setibanya di rumah, Sakur yang memiliki anak balita tak dapat melepas kangen lantaran harus menjalani masa isolasi.
 
"Anak saya balita, sejak pulang dari Malaysia, saya dan Anas langsung isolasi mandiri di rumah. Belum berani bertemu keluarga. Rasanya pengen gendong anak," ucap Sakur lirih.
 
Anaknya yang mungil tinggal bersama ibunya di rumah belakang tempatnya melakukan isolasi. Sementara dirinya hanya dapat memandang dari kejauhan, perasaan ia harus ia terima karena tidak bisa menggendong buah hatinya.
 
"Kalau dikatakan kangen, ya kangen sekali. Tapi belum berani ketemu. Biar menjaga satu sama lain. Saya tidak tahu, apakah saya membawa virus corona itu atau tidak, yang penting menjaga agar anak dan keluarga tidak tertular," imbuh Sakur.
 
Sakur dan Anas sengaja berangkat ke Malaysia untuk mengadu nasib. Keduanya mengaku bekerja di bagian kelistrikan dengam upah 70 Ringgit sehari. "Alhamdulillah uangnya masih ada, jadi kalaupun harus isolasi selama dua minggu, masih punya tabungan," timpal Anas.
 
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo duduk tenang mendengarkan curhatan itu dengan menjaga jarak dan mengenakan masker, Ganjar pun memberikan motivasi pada dua warganya itu serta memberikan sembako kepada keduanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama karantina.
 
"Pokoknya kudu sabar, sampai 14 hari harus karantina di rumah. Kalau merasa batuk, pilek dan demam, segera telpon bidan desa untuk dilakukan tindakan," kata Ganjar menasihati.
 
Gubernur berambut putih mendoakan agar keduanya sehat dan tidak terpapar Covid-19. Meski begitu, ia tetap meminta kepala desa serta bidan desa selalu aktif melakukan pemantauan. 
 
"Tidak hanya untuk mas Sakur dan mas Anas ini, nanti kalau ada warga lain yang mudik harus dikarantina selama 14 hari. Kita semua menjaga bersama, agar penyebaran virus ini tidak semakin meluas," pesannya.
 
Ganjar lantas meminta masyarakat di sekitar untuk bergotong royong membantu saudara sekitar. Apabila ada salah satu warga yang terdampak, maka warga yang mampu harus mengulurkan bantuan. 
 
"Hidupkan lagi lumbung desa, jimpitan dan giatkan sumbangan bagi mereka yang mampu. Tujuannya untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak," tutupnya.

Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz