Daerah

Warga Terdampak Covid-19 Bangga Kepedulian NU di Bantul

Sen, 6 April 2020 | 06:00 WIB

Warga Terdampak Covid-19 Bangga Kepedulian NU di Bantul

Mbah Tukir, warga Nglembu, Panjangrejo, Pundong, Bantul menerima bingkisan dari NU setempat. (Foto: NU Online/Markaban Anwar) 

Bantul, NU Online
Bagi kalangan yang masih diberikan kesempatan dan kemampuan untuk mendapat icome atau pemasukan, kondisi apa pun tidak akan berpengaruh. Mereka bahkan bisa menambah pundi keuntungan saat posisi berada di rumah.   
 
Namun hal tersebut tentu saja tidak berlaku bagi pekerja harian. Mengandalkan rejeki dari berjualan dan bekerja di sektor informal, tentu sangat terpukul dengan kondisi saat ini. Sekolah yang biasanya dapat dijadikan sarana meraup hasil lantaran bisa berjualan mainan dan makanan ringan bagi anak-anak, sudah lama tutup.
 
Kondisi serupa berlaku di pasar, maupun jalanan yang hampir tidak dapat lagi diandalkan untuk mendapat keuntungan.
 
Sehingga, ketika Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama Nglembu, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Yogyakarta membagikan puluhan paket sembilan bahan pokok dan uang tunai kepada warga miskin, mereka demikian gembira. Bayangan akan tersiksa dampak pandemi virus Corona (Covid-19) sementara hilang.
 
Ahmad Zaki, Ketua Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama Nglembu mengatakan bahwa warga yang rentan ekonominya nampak ‘kembang kempis’ akibat berdiam rumah, mereka tidak punya pendapatan untuk menyokong kebutuhan dasarnya. 
 
“Warga yang menggantungkan pendapatan harian atau mingguan, seperti buruh swasta, kuli bangunan, pedagang di pasar, atau pedagang keliling adalah warga betul-betul rentan dalam kondisi saat ini,” kata Ahmad Zaki, Ahad (5/4).
 
Dalam pandangannya, rakyat kecil adalah kelompok yang ibaratnya ‘nek ora obah ora mamah’ yakni kalau tidak bergerak atau usaha tidak makan. Mereka adalah kelompok rentan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga di tengah situasi krisis Covid-19 saat ini. 
 
“Anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah, membuat pendapatannya berkurang bahkan hilang,” ungkapnya.  
 
Pedagang pasar misalnya sangat sulit mengikuti anjuran pemerintah, ikut berdiam di rumah karena membuat mereka tidak punya pendapatan, Namun jika memaksa berjualan di pasar juga sepi pembeli. 
 
“Jadi semuanya serba sulit,” tegasnya.
 
Sejak imbauan stay at home (berdiam di rumah) hingga pengumuman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), belum ada kejelasan pasti pemberian bantuan kepada warga miskin untuk menopang kebutuhan dasar mereka. 
 
Hal-hal seperti itu dapat disaksikan di banyak wilayah. Kegoyahan sosial ekonomi di Dusun Nglembu akibat pabdemi Covid-19 mencuatkan aksi-aksi solidaritas saling menolong sesama warga.
 
Mencermati kondisi demikian, Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama Nglembu menggagas untuk melakukan upaya solidaritas warga. Hal tersebut untuk berbagi pangan bagi warga yang terdampak pandemi Covid-19 di kawasan setempat.
 
Usai dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan Dukuh Nglembu dan takmir masjid pada Jumat dan Sabtu (3-4/4), akhirnya disepakati  untuk berkeliling ke rumah warga yang dipandang mampu secara ekonomi untuk menjemput donasi solidaritas.
 
“Alhamdulillan, dari donasi yang terkumpul, kami wujudkan dalam paket sembako senilai Rp100 ribu, dan uang tunai berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp155 ribu,” jelasnya. 
 
Paket sembako dan uang tunai tersebut dibagikan kepada puluhan keluarga miskin, terutama warga rentan yang kena dampak wabah virus Corona.
 
Bagi warga penerima bantuan, upaya pembagian sembako solidaritas ini membuat warga merasa gembira karena ada kepedulian kepada kehidupan mereka. Dan tentu saja itu lumayan membantu kebutuhan pangan sebagai keperluan dasar hidup.
 
“Bantuan yang saya terima berisi beras, gula, teh, minyak goreng, mi telur, dan juga amplop berisi uang. Saya menyampaikan terima kasih kepada NU Nglembu atas bantuan yang diberikan,” ujar Mbah Mugiyono, warga penerima bantuan sembako.
 
Kontributor: Markaban Anwar 
Editor: Ibnu Nawawi