Charaka Malam, Ujian Mental-Fisik Khas Banser di Jember
NU Online Ā· Jumat, 16 September 2016 | 12:02 WIB
Dalam sejarahnya, Banser mempunyaiĀ peran penting saat menghadapi persoalan terkait dengan "kekerasan"Ā yang dihadapi NU. Karenanya Banser harus dibekali dengan latihan khusus. Rekrutmennya juga harus selektif. Calon anggota Banser harus mendapatkan pelatihan fisik sedemikain rupa, di samping penanaman nilai-niai Ahlussnnah wal Jamaah (Aswaja).
Inilah yang tercermin dalam Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser angkatan Ke-XXVII yang berakhir awal pekan ini di lapangan PT Kaliandra Concern, Perkebunan Karet dan Kopi Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember.
Salah satu acara penggemblengan fisik dalam Diklatsar yang berlangsung dua hari itu adalah Charaka Malam, ujian pengambilan baret. Semua peserta Dikalatsar diwajibkan menempuh perjalanan yang sangat menantang untuk mendapatkan baret Banser.
"Charaka Malam menjadi sesi penutup. Tapi ini paling berat. Pengemblengan fisik dan mentalĀ semalam suntuk," jelas Sekretaris GP Ansor Jember Kholidi Zaini kepada NU Online di Kantor GP Ansor Jember, Jumat (16/9).
Untuk sesi pengambilan baret, peserta sebanyak 316 orang dibagi dalam 27 regu. Masing-masing regu dilepas pada jam yang berbeda. Dengan memakai pakaian para militer khas Banser, dengan muka yang dicat hitam, mereka menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer. Pimpinan regu memegang bendera Banser.
Regu pertama diberangkatkan pada pukul 21.00 WIB. Sekian menit kemudian, dilepas regu kedua dan seterusnya. Ini dimaksudkan agar setiap regu bisa lebih mandiri dalam menghayati perjalanan sekaligus beruji nyali terhadap rintangan yang terjadi di lapangan atau cobaan-cobaan yang diciptakan panitia Diklatsar.
Di tengah malam gulita, mereka harus turun ngarai, naik tebing, menyeberang sungai, melalui jalan yang belum ditempuh. "Dari keseluruhan peserta, lima orang cedera. Namun masih bisa menyelesaikan perjalanan," lanjut Kholidi.
Di acara penutupanĀ Diklatsar diumumkan tiga kategori yang mendapatkan trofi penghargaan. Peserta terjauh berasal dari Provinsi Bali. Mereka berjumlah 15 orang. Sedangkan peserta terbanyak berasal dari PAC Ambulu sekira 26 orang. Peserta kategori terbaik jatuh ke tangan Abdul Halim (dari Bali).
"Sahabat Abdul Halim sejak awal memang kurang fit, tapi tetap ikut dengan semangat hingga selesai," jelas Kholidi. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
3
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
4
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
5
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NUĀ
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua