Daerah

Cicit Mbah Kholil Wafat, Ini Kesaksian Ulama Madura

NU Online  ·  Rabu, 11 April 2018 | 00:45 WIB

Cicit Mbah Kholil Wafat, Ini Kesaksian Ulama Madura

Ra Lilur di tengah tamu tamunya

Bangkalan, NU Online
Wafatnya cicit Mbah Kholil Bangkalan, KHM Kholilurrahman, Selasa (10/4) malam menyisakan luka mendalam di hati masyarakat, utamanya bagi kalangan ulama Madura.

"Ra Lilur (panggilan KHM Kholilurrahmab, red) dikenal sebagai pasaknya bumi Madura. Artinya, beliau memancarkan spirit karomah yang sulit ditemukan pada era kekinian," ujar Pengasuh Pesantren Al-Abror Blumbungan Pamekasan KH Eby Syatibi Syuyuti.

Kiai Eby mengungkapkan, oleh para ulama dan habaib, Ra Lilur tetap disikapi sebagai ulama besar, meski penampilannya terbilang amat sederhana.

"Kita ketahui sendiri ulama di dalam maupun luar negeri sering berdatangan silaturrahim ke beliau. Mereka datang jauh-jauh hanya guna mendapatkan doa barokah dari Ra Lilur," urai Kiai Eby.

Diterangkan, Ra Lilur adalah wali yang tidak memamerkan kewaliannya, ulama yang tidak mempromosikan keulamaannya. Namun, beliau selalu tampil sederhana, di luar kebiasaan orang-orang yang ditokohkan.

"Beliau lebih sering mengenakan kaos dalam dan celana pendek dengan mengenakan kopiah. Dalam kondisi menerima tamu, beliau tetap konsisten dengan penampilannya," urai Kiai Eby.

Menurutnya, penampilan seperti itu tetapi tetap dihormati oleh ulama dalam dan luar negeri, menunjukkan bukan manusia sembarangan. 

"Penampilan sederhana beliau menginspirasi kami, tausyiah sederhana yang dari beliau untuk menjaga iman dan akhlak, Insyaallah jadi sumber teladan bagi kami. Semoga beliau masuk surga tanpa hisab," harapnya.

Jenazah Ra Lilur, direncanakan akan dikebumikan di kompleks pemakaman Syaikhona Kholil di Bangkalan, Rabu (11/4) siang ini. Ribuan umat mulai memadati Bangkalan guna mengantarkan jenazahnya ke pasarean terakhir. (Hairul Anam/Muiz)