Tegal, NU Online
Ahad (8/12) Sore itu, tepatnya pukul 16.00 WIB, 40 anggota rombongan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tiba di gedung PCNU Kabupaten Tegal.
<>Jajaran PCNU Kabupaten Tegal, dari syuriyah dan tanfidziyah antusias menyambut rombongan yang terdiri dari Pengurus NU dan badan otonomnya, terang saja karena mengenakan almamater dari masing-masing satuan lembaganya, seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU dan IPPNU.
Keperluan yang dilontarkan oleh pengurus NU Sleman adalah study banding yang dibalut dalam forum silaturahim, karena dianggap PCNU Kabupaten Tegal telah melakukan hal yang luar biasa sehingga banyak warga NU mampu berperan dalam berbagai bidang.
Dalam forum itu ketua PCNU Kabupaten Tegal H Ahmad Wasy’ari menjelaskan NU Kabupaten Tegal telah memiliki berbagai macam aset, diantaranya tanah yang luas bahkan tersebar di masing-masing MWC, dengan nadzir NU.
“NU itu punya peran penting yaitu kaderisasi. Hal yang wajib digarap dan diperhatikan dengan baik. Jika kaderisasi dilupakan oleh pengurus NU maka akan menjadi alamat buruk bagi organisasi. “Jangan dianggap remeh kaderisasi itu, baik di NU-nya maupun di badan otonomnya. Jika salah satu badan otonom tidak jalan, maka kewajiban kita untuk menggerakkan, tidak hanya memasrahkan urusan itu kepada ketua badan otonom saja,“ jelas mantan ketua PC IPNU dua periode itu.
Hadir juga dalam kesempatan itu wakil bupati terpilih Kabupaten Tegal yang juga ketua PC Muslimat NU Umi Azizah. Dalam paparan singkatnya Umi Azizah menegaskan dalam menjalankan organisasi kaderisasi juga menjadi patokan utama.
“Kalau ingin menjadi pengurus anak cabang dia harus bergumuk dulu dalam pengurus ranting, kalau ingin menjadi Pengurus Cabang dia harus bekerja dulu di tingkat anak cabang, tidak dengan tiba-tiba jadi pengurus di level atas. Ini yang perlu diperhatikan sehingga program kerja organisasi dapat berjalan dengan baik dan semua pengurus tidak mandek di tengah jalan,“ paparnya.
Umi Azizah pun membeberkan beberapa keberhasilan program organisasinya diantaranya dengan mendirikan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), kemudian membuat rumusan membaca Al-Qur’an dengan metode Asyifa yang digunakan oleh TK/TPQ yang berada dibawah naungan Muslimat NU yang jumlahnya ratusan.
Sementara ketua PC Ma’arif H Muslikh berkisah tentang lembaga yang dinaunginya sudah lebih dari 500 lembaga satuan pendidikan, dari pendidikan formal maupun non formal. Muslikh juga mengatakan lembaganya juga menerbitkan majalah edukasi yang bernama Insanu, medianya itu telah dibaca ribuan dipasang mata.
Setelah mereka melakukan sholat magrib, acara dilanjutkan dengan diskusi. KH Nur Jamil ketua Tanfidiyah PCNU Sleman mengawalinya dengan menyampaikan bahwa di Tegal telah dibangun soliditas yang baik antar NU dan elemen lembaga pentingnya sampai-sampai mampu mengusung kader terbaiknya menjadi bupati dan wakil bupati.
“Ini sungguh menjadi bahan pemikiran kita bersama sehingga ini ada oleh-oleh yang bisa kita bawa pulang. Yang lebih penting itu saya kira jejaring yang dibangun itu sungguh membesarkan dan menguntungkan NU. Ini yang saya sebut sungguh luar biasa,“ katanya.
Sebelum ditutup dengan doa, Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Tegal KH Chambali Utsman terlebih dahulu menjelaskan asal usul tanah wakaf yang dimiliki PC Kabupaten Tegal yang jumlahnya begitu luas, Kiai Chmabali juga menjelaskan makna khittah bagi Nahdlatul Ulama. (abdul muiz T/mukafi niam)
Terpopuler
1
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
2
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
3
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha
Terkini
Lihat Semua