Daerah

Dekan Tarbiyah UIJ Minta Mahasiswa asal Thailand Kembangkan Aswaja

Rab, 15 April 2020 | 06:00 WIB

Dekan Tarbiyah UIJ Minta Mahasiswa asal Thailand Kembangkan Aswaja

Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Jember (UIJ), Jasuli saat menerima tumpeng dari mahasiswi asal Thailand dalam acara lepas pisah di aula kampus. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online
Nahdlatul Ulama diharapkan tidak hanya berkembang di Nusantara tapi juga tumbuh di mancanegara, khususnya Thailand. Sebab dari sisi budaya, negara gajah putih itu mempunyai kemiripan dengan Indonesia, sehingga keberadaan NU mungkin dapat  menjadi solusi sekaligus pendorong bagi umat Islam dan bangsa Thailand untuk bersinergi dalam membangun negaranya.

Harapan tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Jember (UIJ) Jawa Timur, Jasuli saat memberikan sambutan dalam acara lepas pisah dengan 3 mahasiswa kampus setempat asal Thailand, Selasa (14/4). Menurutnya, Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) cocok dikembangkan di negara mana pun, termasuk Thailand.

“Dan kalian sudah mempunyai ilmunya, mata kuliah Aswaja sudah kami berikan, itu sebagai bekal kelak saat kalian pulang ke kampung halaman. Semoga bemanfaat,” ucapnya.

Wakil Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Gerakan  Pemuda Ansor Jember itu menegaskan, ajaran Aswaja cukup elegan dan fleksibel, sehingga bisa bersemai dan berkembang di bumi manapun. Salah satu prinsip ajaran universal yang dikemabkan NU adalah tawasuth (moderat). Katanya, dengan berpegang teguh pada tawashut, membuat NU bisa tumbuh dalam segala cuaca dan menjadi solusi dalam segala persoalan.

“Masyaallah, luar biasa NU. Kalau tidak salah, almarhum KH Hasyim Muzadi pernah diminta Thailand untuk menjadi penengah, menjembatani penyelesaian konflik agama di Thailand selatan. Itu ‘kan kepercayan yang luar biasa bagi Ketua Umum PBNU ,” urai Jasuli.

Selain itu, tambah Jasuli, tradisi NU dalam bersosialisasi yang bersandar pada kaidah ushul fiqih, yaitu memelihara hal-hal lama  yang baik, dan mengambil sesuatu yang baru  yang lebih baik, menunjukkan karakter NU yang akomodatif dan tidak konfrotatif dengan kearifan lokal. Dan ternyata itu mampu melahirkan simpati di tengah-tengah masyarakat.

“Itulah yang dipakai Walisongo saat masuk ke Indonesia, dan ternyata masyarakat terpikat,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang  mahasiswi UIJ asal Thailand, Sufisa Chena menyatakan bersyukur bisa menimba ilmu di Indonesia, khususnya UIJ. Ia mengaku sangat terkesan dengan NU yang cukup gigih mengembangkan budaya toleran. Karena itu, katanya, kedamaian Indonesia tak lepas dari peran NU dalam menumbuhkan toleransi dan moderasi.

“Insyaallah, saya berusaha untuk menerapkan Aswaja di negara saya, Thailand, minimal di lingkungan saya tinggal,” ungkapnya.

Acara lepas pisah yang dihelat di aula Ulum AA kampus UIJ tersebut sebagai pengganti wisuda bagi mereka. Wisuda UIJ yang semula akan digelar pertengahan April 2020, terpaksa ditunda akibat kebijakan pemerintah terkait pencegahan virus Corona. Meski hanya lepas pisah, namun ketiga mahasiswa itu diberikan ijazah berikut foto copy legalisirnya.

“Kami langsung pulang, karena besok (Rabu/15/4), hari terakhir  warga Thailand pulang kampung akibat Corona,” jelas Sufisa Chena.

Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi