Daerah

'Dia Menanti di Surga' Ila Fadilasari Dibedah Fatayat NU Lampung

Jum, 30 Oktober 2020 | 11:00 WIB

'Dia Menanti di Surga' Ila Fadilasari Dibedah Fatayat NU Lampung

Sampul buku 'Dia Menanti di Surga'.

Bandar Lampung, NU Online

Pengurus Wilayah Fatayat NU Lampung menggelar bedah buku Dia Menanti di Surga, karya Ila Fadilasari, secara virtual, Kamis (29/10). Kegiatan yang dipusatkan di kantor PWNU Lampung itu merupakan rangkaian Konferensi Wilayah Fatayat NU, yang akan berlangsung hingga Sabtu (31/10).

 

Dalam sambutannya, Sekretaris PWNU Lampung, Ariyanto Munawar, mengapresiasi bedah buku tersebut. Menurutnya, kegiatan itu bisa menjadi contoh bagi organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, bahwa konferensi tidak melulu mengurusi siapa yang akan jadi pemimpin, tetapi juga ada pergulatan dari sisi keilmuan.

 

"Ini bagus, konferensi diawali dengan kegiatan literasi yang syarat keilmuan. Semoga ke depan acara seperti ini bisa membudaya, khususnya di NU," katanya bang Ary, sapaan akrabnya.

 

Ketua PW Fatayat NU Lampung, Khalida mengatakan, acara ini semoga menginspirasi Sahabat-sahabat Fatayat NU untuk juga bisa menulis buku sesuai dengan minat masing-masing. "Fatayat NU pernah menggelar pelatihan jurnalistik yang menghadirkan penulis buku ini. Semoga ke depan kader-kader Fatayat NU bisa juga melahirkan karya-karyanya," kata Khalida.

 

Selain Ila Fadilasari, penulis buku yang juga ketua Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PWNU Lampung, juga hadir Udo Karzi sebagai pembahas, serta Malikhah Saadah, Dirut Assaadah Global Islamic School sebagai host.  

 

Dalam pengantarnya, Malikhah mengatakan, buku Ila Fadilasari yang merupakan pengalaman pribadinya ini sangat enak dibaca dan menarik. "Gaya bahasanya santai dan tidak menjelimet, cocok dibaca oleh semua kalangan. Isinya pun sarat makna dan pembelajaran bagaimana mengasuh buah hati," katanya.

 

Sementara Ila Fadilasari, selaku penulis, mengatakan, menulis buku ini dirinya seolah mengubah genre bidang penulisan. Sebelumnya Ila yang dikenal sebagai jurnalis ini, banyak menulis tentang politik, hukum dan HAM. Buku karyanya sebelumnya adalah Talangsari 1989 Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung dan Dipasena: Kemitraan Konflik dan Perlawanan Petani Udang.

 

Ila menuturkan, sempat ada keraguan saat menulis buku ini. Tapi ketika dia menulis artikel di sebuah media elektronik dan di blognya, banyak viewer dan orang yang memberi komentar. Mereka mayoritas adalah orang-orang tua yang baru saja kehilangan buah hatinya.

 

"Saya akhirnya bertekad untuk menulis kisah ini secara lengkap, berikut pembelajaran yang bisa diambil dari pengalaman saya tersebut. Mulai dari bagaimana menyikapi bayi yang sakit, merawatnya saat sakit, dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengikhlaskan saat bayi berpulang dan orang tua bisa segera bangkit kembali," papar Ila.

 

Para peserta bedah buku berasal dari berbagai kabupaten dan kota bahkan dari luar provinsi Lampung. Acara diakhiri dengan pembagian doorprize bagi para penanya terpiih. 

 

Sebanyak dua orang penanya yang pertanyaannya paling menarik mendapat doorprize berupa buku dari penulis, dan tiga penanya lainnya mendapat doorprize dari host berupa bunga anggrek yang akan dikirim ke alamat masing-masing.

 

Kontributor: Sunarto
Editor: Kendi Setiawan