Daerah

Dianggap Ilegal, PMII Universitas Muhammadiyah Jember Berbaik Sangka

Jum, 6 September 2019 | 06:00 WIB

Dianggap Ilegal, PMII Universitas Muhammadiyah Jember Berbaik Sangka

Ketua  PMII Komisariat UMJ, Fendi Winata. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online 
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ), Jawa Timur merasa gundah atas isu yang mempersoalkan legalitas organisasi ekstra kampus tersebut di lingkungan UMJ. Pasalnya, tidak ada larangan mahasiswa mendirikan organisasi ekstra kampus di lingkungan internal perguruan tinggi di mana menjalani aktifitas kuliah. 
 
“Dan PMII Komisariat UMJ sudah lama berdiri. Jadi sesungguhnya tidak ada persoalan,” kata Ketua  PMII Komisariat UMJ, Fendi Winata kepada NU Online di Kampus UMJ, Kamis (5/9).
 
Menurutnya, saat ini mahasiswa lebih bebas untuk mendirikan organisasi ekstra kampus menyusul terbitnya Peraturan Menteri Riset dan Dikti nomor 55/2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. 
 
Katanya, arah dari peraturan tersebut adalah untuk mendorong pimpinan perguruan tinggi membuka unit kegiatan mahasiswa,  yang kegiatannya adalah untuk pembinaan 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan Bineka Tunggal Ika.
 
“Jadi jelas, kami ingin berpartisipasi dalam pembinaan ideologi kebangsaan melalui kegiatan-kegiatan PMII di lingkungan UMJ. Secara implisit, peraturan itu mendorong adanya organisasi ekstra kampus untuk memberikan sumbangsih  terkait pembinaan ideologi, dan sebagainya,” jelasnya.
 
Oleh karena itu, Fendi menyatakan keinginannya untuk bertemu petinggi UMJ untuk mengklarifikasi status organisasi yang dipimpinnya di lingkungan kampus dimaksud. Sebab jika dibiarkan mengambang, akan berimplikasi tidak baik bagi masa depan PMII Komisariat UMJ.
 
“Saya husnudz dzan (baik sangka, red) saja kepada beliau-beliau,” ungkapnya.
 
Pemuda asal Banyuwangi itu menandaskan, sesungguhnya sejarah soal pertukaran organisasi di antara tokoh NU dan  Muhammadiyah cukup terang benderang. Misalnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin pernah menjadi anggota IPNU, dan persaudaraan Gus Dur dan Syafi’i Maarif juga cukup lengket.
 
“Bahkan info terbaru,  IMM sejak tahun 2018 sudah mendirikan Komisariat di Unisma (Universitas Islam Malang), perguruan tinggi swasta ternama punya NU,” terangnya.
 
Fendi berharap agar kondisi persaudaraan yang lengket itu juga bisa tumbuh subur di Jember, dan kelak bisa berimplikasi terhadap keguyuban warga NU dan Muhammadiyah. Dikatakannya, PMII dan IMM mempunyai tujuan yang sama, yaitu menebar Islam yang rahmatal lil’alamin.
 
“Jangan lupa juga, UMJ yang berdiri megah seperti sekarang ini mahasiswanya mayoritas anak orang NU,” pungkasnya.
 
 
Pewarta: Aryudi AR 
Editor: Ibnu Nawawi