Daerah

'Dibaan Muter', Cara Anak Muda di Mojokerto Kenalkan Shalawat

Sab, 4 Januari 2020 | 01:30 WIB

'Dibaan Muter', Cara Anak Muda di Mojokerto Kenalkan Shalawat

Sejumlah anak muda antusias mengikuti dibaan muter yang digelar PR IPNU-IPPNU Desa Kedungsari, Kecamatan Kemlag, Kabupaten Mojokerto, jatim. (Foto: NU Online/Waluyo)

Mojokerto, NU Online
Tidak banyak generasi muda yang memiliki kegemaran untuk membaca shalawat. Belum lagi alat tradisional yang digunakan untuk mengiringi kegiatan tersebut, yakni terbang rebana. 
 
Namun keadaan tersebut tidak menyurutkan semangat sejumlah anak muda di kawasan Desa Kedungsari, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Mereka dengan sangat telaten mendatangi sejumlah mushalla untuk mengenalkan salah satu warisan leluhur tersebut sekaligus mengajak bershalawat.
 
Seperti dilakukan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Kedungsari. Mereka mengemas kegiatan dengan nama yang dapat menarik kalangan pemuda, yaitu ‘D Banter’ atau dibaan muter yang diadakan setiap Jumat dengan berkeliling ke sejumlah mushalla yang ada di kawasan setempat.
 
“Seperti yang kami laksanakan setelah kegiatan shalat Isya berjamaah di mushala Darunnajah yang masuk Dusun Sidowangun, Desa Kedungsari,” kata Riza Hidayatullah, Jumat (3/1).
 
Kegiatan yang dibuka untuk umum, khususnya diikuti anggota IPNU-IPPNU mendapat sambutan menggembirakan dari pemuda-pemudi di kawasan tersebut. 
 
“Mereka bergabung dalam pembacaan diba ini dengan memainkan alat musik banjari yang menambah suasana menjadi begitu meriah,” kata Ketua PR IPNU Desa Kedungsari itu.
 
Lebih lanjut disampaikan bahwa D Banter ini dilaksanakan untuk mengamalkan amaliah dan tradisi Nahdlatul Ulama. Apalagi tradisi tersebut mulai terkikis seiring dengan perkembangan zaman dan kesukaan anak muda menghabiskan waktu dengan bermain telepon pintar atau gawai.
 
Disampaikan Riza Hidayatullah, acara berkeliling mushalla dengan mengenalkan banjari dan shalawat terntu kaya manfaat.
 
“Dengan kegiatan ini akan memperkokoh akidah Islam Ahlusunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah di kalangan pelajar di era milenial saat ini," ungkapnya.
 
Dan selama kegiatan berlangsung, tidak sedikit masyarakat yang juga tertarik dan bergabung. Dukungan tersebut tentu saja semakin menambah keyakinan anak muda NU di kawasan setempat untuk terus menjaga tradisi sehingga semakin diminati masyarakat.
 
“Banyak warga Desa Kedungsari juga turut senang dan mendukung akan adanya D Banter ini karena bisa menjadi wadah para pemuda-pemudi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” pungkas Riza.
 
 
Kontributor: Tegar Herlambang
Editor: Ibnu Nawawi