Cirebon, NU Online
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Kabupaten Cirebon 2017-2022 pada Kamis (5/4) malam resmi dilantik oleh Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani di Masjid Agung Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat.
Pelantikan ini dilakukan sesaat sebelum dimulainya bahtsul masail dalam rangka Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon 2018.
Dalam sambutannya, Ketua LBMNU Kabupaten Cirebon KH Ahmad Syauqi menyampaikan empat rencana program yang akan dilaksanakan. Pertama, Forum Bahtsul Masail Addiniyah (Fas’al Dini). Program pertama ini merupakan forum bahtsul masail para kiai.
Kedua, Musyawarah Ilmiah Addiniyah (Milea), program ini merupakan wadah bahtsul masail dan pengajian yang sasarannya adalah para santri dan siswa-siswa sekolah. Ketiga, Diskusi Ilmiah Keislaman (Dilan). program ini akan dilaksanakan atas kerja sama dengan portal berita lokal.
Selepas sambutan, LBM NU dan portal berita tersebut menandatangani nota kesepahaman, rencananya program ini akan tayang tiga kali dalam seminggu.
Kang Ugi, sapaan akrab KH Ahmad Syauqi, menuturkan bahwa pihaknya sengaja mengambil dua istilah tersebut, Dilan dan Milea. Ia beralasan karena dua orang ini sedang viral saat ini di kalangan kaum muda.
“Agar para siswa dan santri semakin tertarik mengikuti bahtsul masail dan musyawarah addiniyah,” ungkapnya.
Keempat, Kodifikasi Masalah. Hal ini sudah terealisasi dengan lahirnya buku kumpulan asilah dan ajwibah bahtsul masail yang digelar di Pondok Buntet Pesantren.
Sementara itu, Kiai Wawan mengungkapkan bahwa hasil bahtsul masail Nahdlatul Ulama sangat dinantikan oleh masyarakat Indonesia kebanyakan mengingat mayoritasnya adalah warga nahdliyyin.
Bahtsul masail menurutnya, menjadi kegiatan penting karena keadaan umat Islam saat ini yang berada di era media sosial yang banyak terdapat hoaks di dalamnya.
“Hoaks ini sampai pada wilayah-wilayah agama,” katanya.
Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Buntet Pesantren itu meminta kepada LBMNU Kabupaten Cirebon untuk senantiasa memberikan jawaban-jawaban atas permasalahan keagamaan yang terjadi. (Syakir NF/Muiz)