Daerah

Doa dan Tahlil Digelar Santri Majalengka untuk Gus Sholah

Sel, 4 Februari 2020 | 04:00 WIB

Doa dan Tahlil Digelar Santri Majalengka untuk Gus Sholah

Shalat ghaib dan tahlilan digelar Pesantren Darul Ma'arif Cikedung, Majalengka atas kepergian Gus Sholah. (Foto: NU Online/Aan Subarhan)

Majalengka, NU Online
Wafatnya KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggalkan duka cita dan kesedihan yang mendalam di kalangan santri dan Nahdliyin. Hal ini tampak juga di Pondok Pesantren Darul Ma'arif Cikedung, Desa Maja Utara, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
 
Ketua dewan asatidz Pesantren Darul Ma'arif Cikedung, Azhar Fahmi usai tahlilan mengatakan bahwa kalangan santri begitu merasa kehilangan sosok Gus Sholah. Karena kiai tersebut dikenal kharismatik, sabar dan pekerja keras dalam menjaga toleransi dan keberagaman di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
 
"Kami para santri sangat kehilangan Gus Sholah, figur kiai yang kharismatik dan sabar dalam menyiarkan Islam yang ramah dan penuh toleran," katanya, Senin (3/2).
 
Dirinya menambahkan Gus Sholah merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama pewaris perjuangan Pesantren Tebuireng yang sudah banyak memberikan kontibusi besar bagi umat dan bangsa.
 
“Sehingga sudah sepantasnya sebagai kaum muda NU para santri mendoakan beliau dan yang lebih penting lagi meneruskan perjuangan yang menjadi panutan atau suri teladan,” katanya.
 
Dalam pandangannya, kiprah Gus Sholah tentunya harus bisa dilanjutkan dan sebagai bentuk kecintaan kepada kiai panutan, maka lantunan tahlil dikumandangkan para santri.
 
“Diharapkan beliau akan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," katanya.
Di tempat yang sama, Pengasuh Ponpes Darul Ma'arif Cikedung, KH Aa Trisnogomo mengungkapkan belasungkawa dan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Gus Sholah. 
 
"Tentunya keluarga besar Ponpes Darul Ma'arif Cikedung mengungkapkan duka cita yang mendalam atas wafatnya tokoh nasional Gus Sholah,” kata Kiai Aa, sapaan akrabnya.
 
Sebagai bentuk penghormatan terkakhir kepada almarhum, keluarga besar Ponpes Darul Ma'arif Cikedung yang terdiri dari semua civitas akademik dari mulai pesantren, Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Cikedung, Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Cikedung dan Sekolah Menengah Kejuruan Darul Ma'arif Cikedung melakukan shalat ghaib dan melaksanakan tahlilan.
 
Khusus untuk tahlilan rencananya akan dilakukan sampai tujuh hari. 
 
"Bentuk penghormatan kita kepada almarhum, semua civitas akademika di pesantren ini melakukan shalat gaib dan melaksanakan tahlilan sampai tujuh hari," terangnya.
 
Kiai Aa berpesan kepada santri agar tetap istikaomah belajar dan mengaji supaya jejak perjuangan almarhum bisa diteruskan. 
 
"Tidak hanya mengenang dan merasa sedih, para santri harus terus semangat dan istikamah belajar serta mengaji agar perjuangan almarhum bisa diteruskan oleh kalian semua,” pesannya di hadapan santri.
 
 
Kontributor: Aan Subarhan
Editor: Ibnu Nawawi