Daerah

Dorong Pelestarian Mangrove, Santri Nuris Jember Raih Juara Dua NASA Fair 2020

Ahad, 6 Desember 2020 | 00:30 WIB

Dorong Pelestarian Mangrove, Santri Nuris Jember Raih Juara Dua NASA Fair 2020

Inilah tiga santri Nuris Jember yang berhasil meraih juara 2 dalam NASA Fair 2020. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Hutan mangrove (bakau) di Nusantara merupakan ekosistem yang sangat menakjubkan. Manfaatnya cukup banyak di antaranya mencegah terjadinya abrasi, menghasilkan oksigen, menyerap karbondioksida, dan menjadi tempat berkembang biak berbagai satwa air seperti ikan, kepiting, udang, dan siput.

 

Beberapa jenis burung air juga memilih tempat ini untuk berkembang biak. Selain itu, mangrove menjadi tempat mencari makan sejumlah satwa liar seperti reptil dan mamalia. Namun sayang, pohon yang akarnya cukup panjang itu, terkadang ‘dihabisi’ dengan ditebang untuk kepentingan industri tambak dan sebagainya.


Sementara di sisi lain, masih cukup banyak pantai yang masih gundul, tidak ada hutan mangrove. Padahal, air laut terus mengancam abrasi dan membahayakan perumahan dan bangunan di sekitarnya.


Berangkat dari kenyataan tersebut, trio siswa SMP Nurul Islam (Nuris) Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember Jawa Timur, membuat karya tulis untuk diikutkan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasional yang diselenggarakan secara virtual oleh Universitas Negeri Yogyakarta akhir bulan November 2020. Mereka adalah Ega Maulana Fadhila, Ahmat Nurohman Fais, dan M. Rahmatan Lil Alamin. Semuanya adalah kelas VII SMP Nuris Jember.


Nana lomba karya tulis ini adalah Natural Science Education Fair atau yang lebih dikenal dengan NASA Fair LKTI 2020, mengusung tema Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Berbasis Sains untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s) di Indonesia. Di ajang yang diperuntukkan bagi siswa-siswi tingkat SMP/MTs tersebut, karya tim SMP Nuris Jember dengan judul Perancangan Game Great Forest untuk Edukasi Flora Fauna Mangrove berhasil keluar sebagai juara dua.


Alhamdulillah, atas bimbingan dan arahan bagian ekstrakurikuler, kami bisa juara,”  tutur Ega Maulana Fadhila kepada NU Online di kompleks Pondok Pesantren Nuris Jember, Sabtu (5/12).


Menurut Ega, sapaan akrabnya, dirinya merasa prihatin terhadap pantai yang tidak punya hutan mangrove, lebih prihatin lagi untuk mereka yang suka menebang mangrove. Jember sendiri, katanya, memiliki pantai di bagian selatan, namun belum ada tanaman mangrovenya.


“Padahal, mangrove itu cukup penting, terutama untuk  menghambat abrasi air laut sekaligus untuk rumah hewan dan sebagainya,” jelasnya.


Dalam karya ilmiah tersebut, Ega dan kawan-kawan menawarkan rancangan ‘game edukasi’ untuk memperkaya wawasan mengenai manfaat mangrove, habitat fauna mangrove, dan upaya pelestariannya. Upaya pelestarian mangrove pada game ini melalui pesan moral (motivasi), yaitu dengan ajakan ayo menanam mangrove, dan stop menebang mangrove.

 

Aktivitas pemain untuk belajar flora mangrove, ayo menanam, dan stop menebang mangrove, dapat ditemukan di menu ayo bermain. Sedangkan untuk belajar fauna mangrove bisa diklik pada menu ayo berlatih.


“Menu-menunya kami bikin gak begitu serius karena sasaran game ini adalah murid SD dan yang sederajat. Kami berharap kelak masyarakat bisa terdorong untuk menanam mangrove dan tiada lagi penebangan,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin