Daerah

Enam Tahun Radio Komunitas Best FM Tebar Damai

Sab, 22 Februari 2014 | 05:29 WIB

Cirebon, NU Online
Sejak didirikan pertama kali pada tahun 2008, Radio Komunitas (Rakom) 107,7 Buntet Pesantren (Best) FM Cirebon sudah melewati tahun ke enam. Best FM sebagai media penyiaran memegang semangat menebarkan pesan-pesan kedamaian ala Islam Pesantren kepada warga pendengar.
<>
Demikian dituturkan Ketua Badan Pelaksana Penyiaran Komunitas (BPPK) Best FM Ahmad Rovahan saat ditemui NU Online terkait digelarnya peringatan Hari Jadi ke-6 Rakom Best FM di Buntet Pesantren Cirebon, Jumat (21/2).

“Sesuai dengan semangat awal pendiriannya, Best FM merupakan radio benteng bagi masyarakat pendengar agar terhindar dari beberapa radio yang cenderung memiliki konten penyiaran bernilai provokatif dengan mengatasnamakan radio dakwah,” katanya.

Rovahan melanjutkan, saat ini desakan radio-radio dakwah menjadi masalah penting untuk diamati. Pasalnya, radio-radio tersebut kerap menyajikan konten penyiaran berupa kritik bahkan ejekan terhadap tradisi yang selama ini menjadi milik masyarakat pesantren.

“Beberapa radio sering menyindir amaliah masyarakat pesantren semisal tahlil, marhabanan, tawassul, dan lain-lain. Yang sangat disayangkan, radio dakwah yang terkesan provokatif tersebut berlindung dengan mengatasnamakan sebagai radio komunitas,” terangnya.

Selain itu,  Best FM juga mengemas beberapa konten guna melancarkan pesan-pesan perdamaian ala Islam Pesantren.

“Beberapa kali secara rutin kami menggelar talkshow dan dialog bersama kiai muda, temanya umum dan bermuatan wacana sosial. Tujuannya, agar masyarakat bisa dengan lebih mudah menyerap kajian-kajian sosial kemasyarakatan pesantren,” ungkap santri yang juga sebagai Pengurus Jaringan Radio Komunitas (JRK) Provinsi Jawa Barat tersebut.

Diakui Rovahan, keberadaan Best FM hingga tahun ke enam ini juga merupakan hasil dari dukungan segenap kiai di Buntet Pesantren. Soal keterbatasan sumber daya karena berhadapan dengan rutinitas pengajian pesantren, beberapa kiai menyarankan agar radio dengan studio yang sangat sederhana ini bisa tetap beroperasi agar bisa berjalan sesuai fungsinya.

“Bahkan salah satu kiai pernah dawuh, jika kekurangan orang untuk bersiaran, putar saja lagu-lagu Ummi Kultsum, yang penting masyarakat bisa terhindar dari konten-konten penyiaran radio dakwah yang terkesan provokatif,” katanya.

Dalam menjalankan aktivitasnya, Rakom Best FM memberikan tempat untuk mendengarkan pengajian secara langsung di studio bagi santri yang asramanya terdapat kebijakan pelarangan penggunaan radio. Selebihnya, beberapa kajian kitab kuning kerap disiarkan secara langsung bagi 52 asrama yang terdapat di Buntet Pesantren Cirebon dan masyarakat sekitarnya. (Sobih Adnan/Alhafiz K)