Daerah

Fatayat NU DIY Luncurkan Buku Sejarah Gerakan Perempuan Islam Moderat

Sab, 19 Maret 2022 | 16:00 WIB

Fatayat NU DIY Luncurkan Buku Sejarah Gerakan Perempuan Islam Moderat

Suasana bedah buku sejarah Gerakan Perempuan Islam Moderat: Sejarah Fatayat NU DIY di Aula Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Sabtu (19/3/2022). (Foto: Dok. PWFNU DIY)

Yogyakarta, NU Online 
Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan buku sejarah Gerakan Perempuan Islam Moderat: Sejarah Fatayat NU DIY di Aula Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Sabtu (19/3/2022). Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube PW Fatayat NU DIY.


Wakil Ketua Fatayat NU DIY, Rindang Farihah mengatakan, buku yang ditulis dalam kurun waktu dua tahun ini disusun oleh tim PW Fatayat NU DIY. Buku ini lengkap mengabadikan peran PW Fatayat NU DIY dalam mengembangkan moderasi Islam, khususnya isu keadilan dan kesetaraan gender di wilayah DIY dan sejak berdirinya organisasi ini di Yogyakarta.


“Isu pemberdayaan perempuan yang kemudian diperluas cakupannya dengan isu perlindungan anak menjadi fokus dan prioritas program Fatayat NU,”ujarnya.


Selain untuk merekam dan mendokumentasikan jejak perjuangan, lanjut dia, buku ini diharapkan bisa menjadi literatur yang berguna bagi pegiat sosial, akademis, aktifis perempuan, dan masyarakat, khususnya bagi generasi Nahdlatul Ulama dan kader Fatayat NU untuk berjuang di masa depan.


“Buku ini menguraikan bahwa PW Fatayat NU DIY terbentuk pada tahun 1961, selang 10 tahun dari sejak Fatayat NU Pusat didirikan. PW Fatayat NU DIY dipelopori oleh para pelajar dan mahasiswa yang  berlatar belakang NU yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta,” tuturnya.


Istri Kiai Imam Aziz ini mengungkapkan, melalui buku tersebut Fatayat NU DIY bisa mengambil pelajaran tentang apa yang sudah pernah dilakukan, untuk kemudian dapat melanjutkan program-program strategis bagi Gerakan Fatayat NU mendatang.


“Inisiatif penulisan buku sejarah gerakan Fatayat ini tujuannya tidak lain agar garis perjuangan Fatayat NU DIY tidak terputus. Lebih dari itu, pengurus bisa mengambil pelajaran, teladan dan meneruskan program yang telah dilakukan oleh kepengurusan sebelumnya,” kata Rindang.


Pada kesempatan itu Rindang menceritakan, dalam sejarahnya Fatayat NU DIY pernah memiliki sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Yayasan Kesejahteraan Fatayat (YKF). Yayasan tersebut diharapkan mampu dikelola kembali oleh pengurus saat ini.


“Sebenarnya ada keinginan dari beberapa senior Fatayat supaya pengurus hari ini menghidupkan lagi YKF.  Jadi, ada semacam kerinduan seperti itu sedangkan sebagian besar dari kami belum paham YKF itu seperti apa, sehingga penting kemudian menulis buku ini,” Rindang menegaskan.


“Sekaligus sebagai gambaran sejuah mana kontribusi yang sudah diberikan oleh teman-teman Fatayat NU DIY dari dulu hingga hari ini dalam konteks gerakan perempuan secara lokal, nasional dan global,” imbuhnya.


Peristiwa bersejarah
Sementara itu, Ketua PWNU Zuhdi Muhdlor mengapresiasi terbitnya buku sejarah gerakan Fatayat NU DIY. Menurut dia, peluncuran buku kali ini merupakan peristiwa yang sangat bersejarah.


“Fatayat NU telah melakukan migrasi, dari tradisi oral menuju tradisi penulisan. Ini merupakan karya yang sangat penting. Isinya sangat bagus, karena telah merekam jejak-jejak Fatayat NU DIY, sekaligus antisipasi untuk langkah-langkah selanjutnya,” jelas Kiai Zuhdi.


Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa penulisan buku ini akan ditiru oleh PWNU agar budaya menulis semakin populer di kalangan Nahdliyin, sebab tulisan akan mengikat ilmu pengetahuan dengan kuat, sehingga dapat ditiru, dikaji, dan dipelajari sehingga memberi inspirasi tanpa batas.


Kegiatan ini merupakan rangkaian Konferwil Fatayat IX PW Fatayat NU DIY. Hadir dalam kegiatan tersebut Katib Syuriyah PBNU H Hilmy Muhammad, Pengasuh Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta KH Muhtarom Busyro, KH Imam Aziz, Habibah Mustofa dan Lusi Margiyami.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Musthofa Asrori